Koran China: Larang Beijing ke Laut China Selatan, AS Harus Perang

Jum'at, 13 Januari 2017 - 15:47 WIB
Koran China: Larang...
Koran China: Larang Beijing ke Laut China Selatan, AS Harus Perang
A A A
BEIJING - Media China mengumbar retorika berbahaya dengan menantang Amerika Serikat (AS) perang dengan China. Retorika itu muncul sebagai reaksi atas sikap Washington yang akan melarang Beijing mengkases pulau-pulau sengketa di Laut China Selatan.

Dalam editorialnya hari Jumat (13/1/2017), media China Global Times mengecam ide calon Menteri Luar Negeri AS pilihan Donald Trump, Rex Tillerson. Mantan chairman and chief executive Exxon Mobil Corp ini dalam paparannya di depan Kongres AS hari Rabu lalu menyatakan bahwa Washington harus melarang Beijing mengakses kawasan sengketa di Laut China Selatan.

”Tillerson memiliki tulang yang lebih baik untuk strategi kekuatan nuklir jika dia ingin memaksa kekuatan nuklir besar ini menarik diri dari wilayahnya sendiri,” bunyi editorial itu mengasumsikan AS harus perang nuklir dengan China jika melarang akses ke kawasan Laut China Selatan.

Baca:
Calon Menlu AS: China Harus Ditolak ke Pulau Sengketa Laut China Selatan


Editorial itu memprediksi Tillerson akan diveto oleh Kongres sebagai kandidat Menlu AS. ”Hal ini diduga bahwa dia hanya ingin menjilat senator dan meningkatkan peluangnya untuk dikonfirmasi dengan sengaja menunjukkan sikap keras terhadap China,” lanjut editorial tersebut.

China telah mengklaim sebagian besar perairan kaya energi dari kawasan Laut China Selatan. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim hak atas perairan tersebut.

Editorial itu juga bertanya-tanya apakah Vietnam dan Filipina juga akan ditolak masuk oleh AS ke wilayah Laut China Selatan yang mereka klaim. Pada bulan Desember 2016, Beijing telah jengkel terhadap patroli angkatan laut Washington di dekat kawasan yang diklaim Beijing di Laut China Selatan.

Tapi, Pentagon tidak peduli dengan kemarahan China. Alasannya, Pentagon hanya menjalankan hak kebebasan navigasi di kawasan internasional.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1335 seconds (0.1#10.140)