Junta Thailand Bakal Esktradisi Penghina Kerajaan
A
A
A
BANGKOK - Junta militer Thailand menyatakan akan berusaha untuk mengekstradisi seseorang yang tinggal di luar negeri karena diduga menghina monarki negara itu. Pernyataan ini dikeluarkan ditengah-tengah masa berkabung atas meninggalnya Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej.
Jenderal Paiboon Koomchaya kepada wartawan di Ibu Kota Bangkok mengatakan bahwa junta akan meminta kepada pemerintah asing untuk mengkestradisi orang yang diduga melanggar hukum lèse-majesté dan menjatuhkan hukuman yang berat.
"Kami akan meminta kerjasama, persahabatan, dan rasa hormat dari negara-negara ini dan kami berharap bahwa mereka memahami bahwa semua warga Thailand tidak bisa menerima penghinaan ini," kata Koomchaya dan mengakui bahwa tantangan hukum dan diplomatik yang signifikan bisa memicu kemarahan terkait permintaan itu seperti dikutip dari Time, Rabu (19/10/2016).
Pihak berwenang mengatakan mereka akan berusaha untuk mengekstradisi enam tersangka yang tinggal di luar negeri. Junta mengatakan keenam tersangka telah mencoba untuk memprovokasi kerusuhan di Thailand.
Media lokal melaporkan awal pekan ini bahwa kelompok ultra-royalis yang dikenal sebagai Rubbish Collection Organization mengeluarkan seruan di media sosial untuk menemukan tersangka yang diyakini bersembunyi di Paris.
Sebelumnya beredar video di dunia maya yang memperlihatkan sejumlah orang dalam insiden terpisah diserang oleh massa pendukung kerajaan. Mereka dipaksa untuk bersujud di depan gambar raja yang dihormati, baik karena tidak mengenakan warna berkabung atau menunjukkan rasa berkabung dengan sepantasnya.
Junta telah mendesak Thailand untuk melaporkan dugaan pelanggaran lèse-majesté dan telah meminta penyedia layanan internet untuk memonitor konten dan memblokir apa yang dilihatnya sebagai apa yang tidak pantas.
Jenderal Paiboon Koomchaya kepada wartawan di Ibu Kota Bangkok mengatakan bahwa junta akan meminta kepada pemerintah asing untuk mengkestradisi orang yang diduga melanggar hukum lèse-majesté dan menjatuhkan hukuman yang berat.
"Kami akan meminta kerjasama, persahabatan, dan rasa hormat dari negara-negara ini dan kami berharap bahwa mereka memahami bahwa semua warga Thailand tidak bisa menerima penghinaan ini," kata Koomchaya dan mengakui bahwa tantangan hukum dan diplomatik yang signifikan bisa memicu kemarahan terkait permintaan itu seperti dikutip dari Time, Rabu (19/10/2016).
Pihak berwenang mengatakan mereka akan berusaha untuk mengekstradisi enam tersangka yang tinggal di luar negeri. Junta mengatakan keenam tersangka telah mencoba untuk memprovokasi kerusuhan di Thailand.
Media lokal melaporkan awal pekan ini bahwa kelompok ultra-royalis yang dikenal sebagai Rubbish Collection Organization mengeluarkan seruan di media sosial untuk menemukan tersangka yang diyakini bersembunyi di Paris.
Sebelumnya beredar video di dunia maya yang memperlihatkan sejumlah orang dalam insiden terpisah diserang oleh massa pendukung kerajaan. Mereka dipaksa untuk bersujud di depan gambar raja yang dihormati, baik karena tidak mengenakan warna berkabung atau menunjukkan rasa berkabung dengan sepantasnya.
Junta telah mendesak Thailand untuk melaporkan dugaan pelanggaran lèse-majesté dan telah meminta penyedia layanan internet untuk memonitor konten dan memblokir apa yang dilihatnya sebagai apa yang tidak pantas.
(ian)