Kolombia-Pemberontak FARC Sepakat Berdamai
A
A
A
BOGOTA - Pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak Marxis, FARC, sepakat untuk berdamai. Kesepakatan damai ini sekaligus mengakhiri perang lima dekade dan salah satu konflik terpanjang di dunia.
Berdasarkan kesepakatan ini, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) akan meletakkan senjata dan kembali berintegrasi ke dalam kehidupan sipil. Kesepakatan, yang dicapai setelah hampir empat tahun pembicaraan di Kuba, memicu perayaan di taman dan bar di ibukota Kolombia Bogota.
"Hari ini saya dapat mengatakan, dari dasar hati saya, bahwa saya telah memenuhi amanat yang Anda berikan kepada saya. Warga Kolombia: keputusan ada ditangan Anda. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warga negara kita bisa bergandengan tangan untuk menggenggam kunci masa depan mereka," kata Presiden Juan Manuel Santos seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/8/2016).
Berdasarkan kesepakatan itu, FARC akan memiliki perwakilan non-voting di Kongres sampai 2018 dan dapat berpartisipasi dalam pemilu. "Sejak saat itu, 7.000 mantan pemberontak harus memenangkan suara seperti partai politik lainnya," kata Santos.
Santos juga menyatakan bahwa perjanjian itu akan dikirimkan ke Kongres Kolombia pada hari Kamis dan akan disebarkan di media internet dan media sosial.
"Kami telah memenangkan hal yang paling indah dari semua pertempuran. Perang dengan senjata berakhir, sekarang dimulai perdebatan ide," kata pemimpin negosiator FARC Ivan Marquez.
Berdasarkan kesepakatan ini, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) akan meletakkan senjata dan kembali berintegrasi ke dalam kehidupan sipil. Kesepakatan, yang dicapai setelah hampir empat tahun pembicaraan di Kuba, memicu perayaan di taman dan bar di ibukota Kolombia Bogota.
"Hari ini saya dapat mengatakan, dari dasar hati saya, bahwa saya telah memenuhi amanat yang Anda berikan kepada saya. Warga Kolombia: keputusan ada ditangan Anda. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warga negara kita bisa bergandengan tangan untuk menggenggam kunci masa depan mereka," kata Presiden Juan Manuel Santos seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/8/2016).
Berdasarkan kesepakatan itu, FARC akan memiliki perwakilan non-voting di Kongres sampai 2018 dan dapat berpartisipasi dalam pemilu. "Sejak saat itu, 7.000 mantan pemberontak harus memenangkan suara seperti partai politik lainnya," kata Santos.
Santos juga menyatakan bahwa perjanjian itu akan dikirimkan ke Kongres Kolombia pada hari Kamis dan akan disebarkan di media internet dan media sosial.
"Kami telah memenangkan hal yang paling indah dari semua pertempuran. Perang dengan senjata berakhir, sekarang dimulai perdebatan ide," kata pemimpin negosiator FARC Ivan Marquez.
(ian)