Kolombia Tangkap 10 Orang Terkait Penembakan Helikopter Presiden
loading...
A
A
A
BOGOTA - Kolombia menangkap 10 orang yang dituduh terlibat dalam serangan terhadap sebuah helikopter yang membawa Presiden Ivan Duque dan sebuah pangkalan militer bulan lalu yang menurut para pejabat pada Kamis direncanakan oleh mantan pemimpin pemberontak FARC yang berbasis di Venezuela .
Pengeboman mobil di pangkalan di kota timur laut Cucuta, rumah bagi brigade ke-30 tentara, melukai 44 orang, termasuk dua penasihat militer Amerika Serikat (AS). Kemudian pada bulan Juni, sebuah helikopter yang mengangkut Presiden Duque dan pejabat lainnya di atasnya ditembaki peluru.
"Sepuluh orang yang ditangkap di provinsi Norte de Santander adalah mantan pemberontak FARC yang menolak kesepakatan damai 2016," kata Jaksa Agung Francisco Barbosa dalam konferensi pers yang disiarkan melalui media sosial, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/7/2021).
Barbosa mengungkapkan tiga orang mengambil bagian dalam perencanaan dan pelaksanaan kedua serangan dan telah ditahan dan didakwa, sementara yang lain adalah pensiunan kapten tentara.
"Perintah untuk melakukan serangan datang dari mantan pemimpin FARC yang beroperasi dari Venezuela," ungkap Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano selama konferensi pers itu.
Dia mengatakan insiden tersebut menunjukkan pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro melindungi para pembangkang FARC, menyebut mereka "teroris".
"Jelas bahwa serangan terhadap presiden ini, terhadap brigade ke-30, direncanakan dari Venezuela," tuding Molano.
Pemerintah Venezuela sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait tudingan tersebut.
Pemerintah Kolombia telah lama menuduh Maduro menutup mata terhadap kehadiran pemberontak Kolombia di wilayah negaranya. Maduro, pada gilirannya, mengatakan Venezuela adalah korban penjahat dari Kolombia.
Pengeboman mobil di pangkalan di kota timur laut Cucuta, rumah bagi brigade ke-30 tentara, melukai 44 orang, termasuk dua penasihat militer Amerika Serikat (AS). Kemudian pada bulan Juni, sebuah helikopter yang mengangkut Presiden Duque dan pejabat lainnya di atasnya ditembaki peluru.
"Sepuluh orang yang ditangkap di provinsi Norte de Santander adalah mantan pemberontak FARC yang menolak kesepakatan damai 2016," kata Jaksa Agung Francisco Barbosa dalam konferensi pers yang disiarkan melalui media sosial, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/7/2021).
Barbosa mengungkapkan tiga orang mengambil bagian dalam perencanaan dan pelaksanaan kedua serangan dan telah ditahan dan didakwa, sementara yang lain adalah pensiunan kapten tentara.
"Perintah untuk melakukan serangan datang dari mantan pemimpin FARC yang beroperasi dari Venezuela," ungkap Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano selama konferensi pers itu.
Dia mengatakan insiden tersebut menunjukkan pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro melindungi para pembangkang FARC, menyebut mereka "teroris".
"Jelas bahwa serangan terhadap presiden ini, terhadap brigade ke-30, direncanakan dari Venezuela," tuding Molano.
Pemerintah Venezuela sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait tudingan tersebut.
Pemerintah Kolombia telah lama menuduh Maduro menutup mata terhadap kehadiran pemberontak Kolombia di wilayah negaranya. Maduro, pada gilirannya, mengatakan Venezuela adalah korban penjahat dari Kolombia.
(ian)