Baku Tembak Pecah di Ibukota Sudan Selatan
A
A
A
JUBA - Baku tembak pecah di ibukota Sudan Selatan pada Minggu (10/7/2016) pagi, melibatkan bekas pemberontak dengan tentara pemerintah. Tidak ada laporan jumlah korban terkait baku tembak ini.
"Suara tembakan, baku tembak dari persenjataan berat terdengar di dekat markas PBB sekali lagi. Terjadi sejak sekitar pukul 08.25 (05.25 GMT)," cuit misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) di akun Twitter seperti dikutip dari laman Times Live.
Misi PBB melaporkan, warga melarikan diri dari lokasi agar tidak menjadi korban mortir, granat berpeluncur roket dan sejumlah senjata berat lainnya. PBB mendirikan kamp pengungsi untuk para korban perang di dekat wilayah bekas pemberontak dan tentara pemerintah.
Juru bicara mantan pemimpin pemberontak yang menjabat sebagai Wakil Presiden Riek Machar menyalahkan pasukan pemerintah atas insiden ini. "Pasukan kami yang berada di markas Jebel telah diserang," kata James Gatdet Dak yang mengklaim serangan tersebut berhasi dipatahkan. "Kami berharap ini tidak akan terjadi lagi," imbuhnya.
Pertempuran ini adalah yang pertama sejak Jumat lalu dimana kala itu korban tewas mencapai 150 orang di kedua belah pihak. Pertempuran tersebut pecah pada malam ulang tahun kelima kemerdekaan negara itu.
Kekerasan kerap pecah di negara termuda ini mengingat belum adanya kesepakatan damai untuk mengakhiri perang saudara yang pecah sejak Desember 2013. Kala itu Presiden Salva Kiir menuding Wakil Presiden Riek Machar merencanakan kudeta.
"Suara tembakan, baku tembak dari persenjataan berat terdengar di dekat markas PBB sekali lagi. Terjadi sejak sekitar pukul 08.25 (05.25 GMT)," cuit misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) di akun Twitter seperti dikutip dari laman Times Live.
Misi PBB melaporkan, warga melarikan diri dari lokasi agar tidak menjadi korban mortir, granat berpeluncur roket dan sejumlah senjata berat lainnya. PBB mendirikan kamp pengungsi untuk para korban perang di dekat wilayah bekas pemberontak dan tentara pemerintah.
Juru bicara mantan pemimpin pemberontak yang menjabat sebagai Wakil Presiden Riek Machar menyalahkan pasukan pemerintah atas insiden ini. "Pasukan kami yang berada di markas Jebel telah diserang," kata James Gatdet Dak yang mengklaim serangan tersebut berhasi dipatahkan. "Kami berharap ini tidak akan terjadi lagi," imbuhnya.
Pertempuran ini adalah yang pertama sejak Jumat lalu dimana kala itu korban tewas mencapai 150 orang di kedua belah pihak. Pertempuran tersebut pecah pada malam ulang tahun kelima kemerdekaan negara itu.
Kekerasan kerap pecah di negara termuda ini mengingat belum adanya kesepakatan damai untuk mengakhiri perang saudara yang pecah sejak Desember 2013. Kala itu Presiden Salva Kiir menuding Wakil Presiden Riek Machar merencanakan kudeta.
(ian)