Penggal Sandera, Ulama Islam: Abu Sayyaf Lakukan Tindakan Setan!
A
A
A
MANILA - Ulama Konferensi Nasional Filipina (NUCP) mengutuk keras tindakan Abu Sayyaf yang memenggal sandera asal Kanada, John Ridsdel. Kelompok Ulama Islam Islam Filipina itu menyebut Abu Sayyaf sudah melakukan tindakan setan dan barbar.
Sekretaris Jenderal NUCP, Alih Aiyub, merilis sebuah pernyataan setelah eksekusi terhadap John Ridsdel, di mana potongan kepalanya dibungkus plastik dan dilempar di jalan di depan anak-anak yang bermain di Kota Jolo, pada Senin (25/4/2016) malam.
”Kami, para Ulama Konferensi Filipina, mengecam keras tindakan barbar dan setan (atas) pemenggalan sandera Kanada oleh ASG (Abu Sayyaf Group), yang kami anggap salah satu kelompok teroris,” kecam Aiyub, seperti dilansir Inquirer, Selasa (26/4/2016).
Dia mengklaim bahwa NUCP telah mendesak pemerintah untuk menggunakan semua sumber kekuatan untuk menyeret pembunuh Ridsdel ke pengadilan.
”Dan kami berdoa untuk keselamatan para sandera yang tersisa dan menyerukan pihak berwenang untuk mengerahkan upaya dalam menyelamatkan para sandera yang tersisa dan menghukum teroris ini,” lanjut Aiyub.
Ridsdel, 68, bersama dengan rekannya sesama warga Kanada; Robert Hall, 50, seorang waarg Filipina Marites Flor, 40, dan warga Norwegia Kjartan Sekkingstad, 56, diculik oleh ASG pada September 2015 di Filipina selatan.
Kelompok ini menuntut uang tebusan untuk masing-masing sandera 300 juta peso dan telah mengancam mengeksekusi salah satu dari mereka jika sampai tanggal 25 April 2016 pukul 14.00-15.00 uang tebusan tidak dibayar.
Sementara itu, warga Australia; Warren Rodwell yang menghabiskan 15 bulan sebagai tawanan ASG kepada Fairfax Media mengatakan bahwa meskipun kelompok militan Filipina itu sudah bersumpah setia kepada ISIS, namun eksekusi terhadap Ridsdel sebenarnya untuk menjaga kredibilitas mereka.
”Setelah mengeluarkan ultimatum akhir semua kredibilitas akan hilang jika pemenggalan kepala itu tidak dilakukan,” kata Rodwell.
Sekretaris Jenderal NUCP, Alih Aiyub, merilis sebuah pernyataan setelah eksekusi terhadap John Ridsdel, di mana potongan kepalanya dibungkus plastik dan dilempar di jalan di depan anak-anak yang bermain di Kota Jolo, pada Senin (25/4/2016) malam.
”Kami, para Ulama Konferensi Filipina, mengecam keras tindakan barbar dan setan (atas) pemenggalan sandera Kanada oleh ASG (Abu Sayyaf Group), yang kami anggap salah satu kelompok teroris,” kecam Aiyub, seperti dilansir Inquirer, Selasa (26/4/2016).
Dia mengklaim bahwa NUCP telah mendesak pemerintah untuk menggunakan semua sumber kekuatan untuk menyeret pembunuh Ridsdel ke pengadilan.
”Dan kami berdoa untuk keselamatan para sandera yang tersisa dan menyerukan pihak berwenang untuk mengerahkan upaya dalam menyelamatkan para sandera yang tersisa dan menghukum teroris ini,” lanjut Aiyub.
Ridsdel, 68, bersama dengan rekannya sesama warga Kanada; Robert Hall, 50, seorang waarg Filipina Marites Flor, 40, dan warga Norwegia Kjartan Sekkingstad, 56, diculik oleh ASG pada September 2015 di Filipina selatan.
Kelompok ini menuntut uang tebusan untuk masing-masing sandera 300 juta peso dan telah mengancam mengeksekusi salah satu dari mereka jika sampai tanggal 25 April 2016 pukul 14.00-15.00 uang tebusan tidak dibayar.
Sementara itu, warga Australia; Warren Rodwell yang menghabiskan 15 bulan sebagai tawanan ASG kepada Fairfax Media mengatakan bahwa meskipun kelompok militan Filipina itu sudah bersumpah setia kepada ISIS, namun eksekusi terhadap Ridsdel sebenarnya untuk menjaga kredibilitas mereka.
”Setelah mengeluarkan ultimatum akhir semua kredibilitas akan hilang jika pemenggalan kepala itu tidak dilakukan,” kata Rodwell.
(mas)