Redakan Tensi di Karabakh, Presiden Azerbaijan: Terima Kasih Rusia
A
A
A
BAKU - Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev mengucapkan terima kasih kepada Rusia atas upaya meredam konflik di Republik de facto independen Nagorno-Karabakh yang pecah selama 4 hari. Ucapan terima kasih itu disampaikan oleh Aliyev dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev.
"Kunjungan Anda terjadi di tengah memburuknya situasi di zona konflik Armenia-Azerbaijan, Nagorno-Karabakh. Sayangnya, selama bertahun-tahun kami belum bisa menemukan solusi di sana, secara berkala kami dihadapkan dengan provokasi bersenjata dari sisi Armenia. Upaya lain dilakukan pada awal bulan ini," kata Aliyev seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (8/4/2016).
"Sebagai hasil upaya gencatan senjata yang telah dipulihkan, meskipun tidak selalu diamati, tetapi secara umum selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat penurunan eskalasi dan kami percaya bahwa ini adalah tanda positif," imbuh Alyiev.
Menanggapi hal itu, Medvedev mengatakan, dia berharap untuk perdamaian jangka panjang di Karabakh. "Saya berharap bahwa perdamaian yang didirikan pada saat ini akan tahan lama dan semua pihak akan melanjutkan diskusi tentang penyelesaian di meja perundingan," kata Medvedev.
Konflik selama empat hari pecah di Nagorono-Karabakh pada akhir pekan lalu. Baik Azerbaijan maupun milisi yang didukung Armenia sama-sama saling tuding satu sama lain telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.
"Kunjungan Anda terjadi di tengah memburuknya situasi di zona konflik Armenia-Azerbaijan, Nagorno-Karabakh. Sayangnya, selama bertahun-tahun kami belum bisa menemukan solusi di sana, secara berkala kami dihadapkan dengan provokasi bersenjata dari sisi Armenia. Upaya lain dilakukan pada awal bulan ini," kata Aliyev seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (8/4/2016).
"Sebagai hasil upaya gencatan senjata yang telah dipulihkan, meskipun tidak selalu diamati, tetapi secara umum selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat penurunan eskalasi dan kami percaya bahwa ini adalah tanda positif," imbuh Alyiev.
Menanggapi hal itu, Medvedev mengatakan, dia berharap untuk perdamaian jangka panjang di Karabakh. "Saya berharap bahwa perdamaian yang didirikan pada saat ini akan tahan lama dan semua pihak akan melanjutkan diskusi tentang penyelesaian di meja perundingan," kata Medvedev.
Konflik selama empat hari pecah di Nagorono-Karabakh pada akhir pekan lalu. Baik Azerbaijan maupun milisi yang didukung Armenia sama-sama saling tuding satu sama lain telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.
(ian)