Armenia Sebut Rusia Tokoh Kunci Proses Perdamaian dengan Azerbaijan
loading...
A
A
A
YEREVAN - Presiden Armenia , Armen Sarkiskyan meyakini bahwa Rusia adalah satu-satunya negara yang tidak hanya dapat menengahi penyelesaian Nagorno-Karabakh, tetapi juga membantu penghentian permusuhan di antara pihak-pihak yang bertikai. Sarkiskyan mengatakan, salah satunya alasannya, Moskow memiliki hubungan baik dan pengaruh kuat dengan kedua sisi.
"Gencatan senjata adalah urusan yang rumit. Dalam hal ini, kita semua harus berterima kasih kepada pihak Rusia," kata Sarkisyan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Rabu (14/10/2020).
"Rusia memiliki hubungan baik dengan Armenia, hubungan dekat dengan Azerbaijan, jadi Rusia adalah negara yang tidak hanya dapat bertindak sebagai mediator dalam negosiasi, tetapi mungkin satu-satunya yang dapat bertindak sebagai mediator untuk menghentikan aksi militer di garis depan dan di belakangnya," sambungnya.
Dia juga mencatat kontribusi Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk pemukiman Nagorno-Karabakh, tetapi menggarisbawahi bahwa upaya Eropa tidak cukup dalam penyelesaian konflik di wilayah tersebut. ( Baca Juga: Baca juga: Perangi Corona, Tim Medis Rusia Disuntik Vaksin Sputnik-V
Seperti diketahui, sejak konflik pecah pada 27 September, Turki mendukung Azerbaijan dan menyatakan pasukan Armenia harus meninggalkan wilayah itu. Nagorno-Karabakh secara internasional diakui bagian dari Azerbaijan tapi dipimpin dan dihuni etnis Armenia.
"Gencatan senjata adalah urusan yang rumit. Dalam hal ini, kita semua harus berterima kasih kepada pihak Rusia," kata Sarkisyan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Rabu (14/10/2020).
"Rusia memiliki hubungan baik dengan Armenia, hubungan dekat dengan Azerbaijan, jadi Rusia adalah negara yang tidak hanya dapat bertindak sebagai mediator dalam negosiasi, tetapi mungkin satu-satunya yang dapat bertindak sebagai mediator untuk menghentikan aksi militer di garis depan dan di belakangnya," sambungnya.
Dia juga mencatat kontribusi Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk pemukiman Nagorno-Karabakh, tetapi menggarisbawahi bahwa upaya Eropa tidak cukup dalam penyelesaian konflik di wilayah tersebut. ( Baca Juga: Baca juga: Perangi Corona, Tim Medis Rusia Disuntik Vaksin Sputnik-V
Seperti diketahui, sejak konflik pecah pada 27 September, Turki mendukung Azerbaijan dan menyatakan pasukan Armenia harus meninggalkan wilayah itu. Nagorno-Karabakh secara internasional diakui bagian dari Azerbaijan tapi dipimpin dan dihuni etnis Armenia.
(esn)