Pasukan SAS Disebar di Libya untuk Perang Rahasia Lawan ISIS

Jum'at, 26 Februari 2016 - 18:03 WIB
Pasukan SAS Disebar di Libya untuk Perang Rahasia Lawan ISIS
Pasukan SAS Disebar di Libya untuk Perang Rahasia Lawan ISIS
A A A
LONDON - Inggris menyebarkan pasukan khusus atau SAS ke Libya untuk “perang rahasia” melawan ISIS.

Di Libya, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diduga mempunyai sekitar 5 ribu pasukan. Kelompok itu ingin menjadikan Libya sebagai bagian dari “kekhalifahan” mereka di luar Irak dan Suriah.

Pasukan SAS tidak sendirian dalam “perang rahasia” melawan ISIS di Libya. Mereka bergabung dengan pasukan Prancis serta pasukan khusus Amerika Serikat (AS).

Pasukan SAS diketahui diterjukan pertama kali di pangkalan militer Gamal Abdel Nasser, Libya, bulan lalu.

Mereka telah dikawal tim MI6 dalam memenuhi permintaan para pejabat Pemerintah Libya untuk membahas soal pasokan senjata dan pelatihan kepada tentara dan milisi Libya untuk melawan ISIS.

Selain menyebar pasukan SAS, pada saat yang bersamaan Inggris juga mengerahkan pesawat-pesawat militer angkatan udara (RAF) Sentinel, yang berbasis di Siprus. Pesawat-pesawat itu menjadi ujung tombak dalam misi pengintaian untuk mendapatkan data intelijen perihal posisi ISIS di sekitar Kota Sirte.


Di London sumber senior Pemerintah Inggris mengatakan tentara Libya dan pasukan Liga Arab yang melawan ISIS membutuhkan banyak dukungan.”(Tapi) kita tidak bisa hanya memberi mereka senjata dan peluru dan berbicara saja, kita perlu memberikan pelatihan,” katanya, seperti dikutip dari Mirror, Jumat (26/2/2016).

Ini sangat banyak perang rahasia, sementara kita mungkin memiliki niat baik, namun kenyataannya adalah bahwa ada sangat sedikit stabilitas di Libya,” lanjut sumber Pemerintah Inggris itu.

Uang adalah segalanya dan kelompok di dalam pemerintah ini sedang mencarinya untuk mengamankan kekuasaan di masa depan,” ujarnya. ”Saat ini intervensi kami berada di bawah radar dan off grid.

Keberadaan pasukan SAS kerap dilaporkan media lokal di Libya. Beberapa waktu lalu, muncul laporan sniper atau penembak jitu SAS diburu para militan ISIS setelah menembak mati beberapa komandan ISIS secara berantai.

Perdana Menteri Inggris; David Cameron, telah mengusulkan untuk mengirimkan lebih dari 1.000 tentara Inggris guna melatih pasukan Pemerintah Libya, bersama Prancis, tentara Italia dan AS dalam sebuah kesepakatan bersama, di mana Uni Eropa akan memberikan paket bantuan 76 juta poundsterling ke negara itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5555 seconds (0.1#10.140)