Jepang Protes Kapal China Dekati Pulau Sengketa
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang melayangkan protes kepada Beijing setelah kapal bersenjata milik Penjaga Pantai China berlayar mendekati sebuah pulau yang disengketakan kedua negara di Laut China Timur.
"Kami telah menyampaikan protes keras dan meminta penjaga pantai China untuk menghentikan kegiatannya di dekat Kepulauan Senkaku segera," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, Takako Ito seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/12/2015).
Pulau Senkaku adalah sebutan dalam bahasa Jepang bagi sekelompok pulau kecil yang tidak berpenghuni di Laut China Timur. Sedangkan Beijing menyebutnya sebagai Diaoyu.
"Jepang akan terus bertindak tegas dan tenang di bawah prinsip mempertahankan teritorial kami di darat, laut, dan udara," katanya.
China pun menanggapi protes Jepang tersebut dengan santai. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan bahwa pulau-pulau tersebut adalah bagian dari wilayah negara itu sejak zaman kuno.
"Patroli yang dilakukan oleh kapal Penjaga Pantai China adalah hal yang relevan dan bukan tindakan tercela. Persenjataan yang ada di kapal kami adalah peralatan standar dan sesuai dengan peraturan internasional," ujarnya.
"Kami telah menyampaikan protes keras dan meminta penjaga pantai China untuk menghentikan kegiatannya di dekat Kepulauan Senkaku segera," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, Takako Ito seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/12/2015).
Pulau Senkaku adalah sebutan dalam bahasa Jepang bagi sekelompok pulau kecil yang tidak berpenghuni di Laut China Timur. Sedangkan Beijing menyebutnya sebagai Diaoyu.
"Jepang akan terus bertindak tegas dan tenang di bawah prinsip mempertahankan teritorial kami di darat, laut, dan udara," katanya.
China pun menanggapi protes Jepang tersebut dengan santai. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan bahwa pulau-pulau tersebut adalah bagian dari wilayah negara itu sejak zaman kuno.
"Patroli yang dilakukan oleh kapal Penjaga Pantai China adalah hal yang relevan dan bukan tindakan tercela. Persenjataan yang ada di kapal kami adalah peralatan standar dan sesuai dengan peraturan internasional," ujarnya.
(ian)