ISIS Retas Situs Gereja Sydney dan Diisi Video Pemenggalan
A
A
A
SYDNEY - Kelompok ISIS meretas situs sebuah gereja Katolik di Sydney, Australia. Selain diretas, situs itu juga diisi video pemenggalan yang memuakkan.
Video tersebut juga berisi ancaman yang dibuat pada 3 Desember 2015 dengan tulisan berbunyi ”Hacked by Islamic State”.
Para hacker yang mengklaim mewakili kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menuliskan pesan antinegosiasi.”Kami tidak bernegosiasi kecuali dengan canon, kami tidak memiliki dialog kecuali dengan senjata,” bunyi pesan yang ditulis hacker ISIS, seperti dikutip IB Times, Jumat (4/12/2015).
Pihak gereja menjadi sasaran ancaman ISIS setelah mereka berpikir ulang untuk menawarkan bantuan dan perlindungan bagi pengungsi Suriah dan Irak. Dalam ancamannya itu, hacker ISIS itu juga menyinggung serangan di Paris sebagai “serangan yang diberkati”.
Pastor paroki Rahal Dergham mengatakan kepada Daily Mail bahwa, dia terkejut ketika menemukan pelanggaran di dunia maya. ”Kami memiliki keluarga yang masih di bawah ancaman ISIS dan mayoritas telah terluka. Saya tidak berpikir pada tahap ini bahwa kami memiliki rasa takut. Kami telah kehilangan segalanya,” katanya.
Peretasan situs gereja itu diketahui pada Kamis kemarin. Seorang anggota gereja mengatakan bahwa Organisasi Intelijen Keamanan Australia telah dihubungi terkait ancaman dari ISIS itu.
Video tersebut juga berisi ancaman yang dibuat pada 3 Desember 2015 dengan tulisan berbunyi ”Hacked by Islamic State”.
Para hacker yang mengklaim mewakili kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menuliskan pesan antinegosiasi.”Kami tidak bernegosiasi kecuali dengan canon, kami tidak memiliki dialog kecuali dengan senjata,” bunyi pesan yang ditulis hacker ISIS, seperti dikutip IB Times, Jumat (4/12/2015).
Pihak gereja menjadi sasaran ancaman ISIS setelah mereka berpikir ulang untuk menawarkan bantuan dan perlindungan bagi pengungsi Suriah dan Irak. Dalam ancamannya itu, hacker ISIS itu juga menyinggung serangan di Paris sebagai “serangan yang diberkati”.
Pastor paroki Rahal Dergham mengatakan kepada Daily Mail bahwa, dia terkejut ketika menemukan pelanggaran di dunia maya. ”Kami memiliki keluarga yang masih di bawah ancaman ISIS dan mayoritas telah terluka. Saya tidak berpikir pada tahap ini bahwa kami memiliki rasa takut. Kami telah kehilangan segalanya,” katanya.
Peretasan situs gereja itu diketahui pada Kamis kemarin. Seorang anggota gereja mengatakan bahwa Organisasi Intelijen Keamanan Australia telah dihubungi terkait ancaman dari ISIS itu.
(mas)