Bom Bunuh Diri Hantam Konvoi NATO di Kabul
Bom Bunuh Diri Hantam Konvoi NATO di Kabul
A
A
A
KABUL - Seorang pelaku bom bunuh diri menyerang konvoi pasukan NATO yang sedang melintas di jalanan ramai di ibukota Afghanistan, Kabul. Akibatnya, sedikitnya 12 orang tewas, termasuk tiga kontraktor sipil Amerika Serikat yang bekerja untuk pasukan militer.
"Bom menewaskan sedikitnya 11 warga sipil Afghanistan dan satu asing dan melukai 66 orang lainnya," ujar juru bicara Menteri Kesehatan, Wahidullah Mayar, seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (23/8/2015).
Sementara pernyataan yang dikeluarkan oleh NATO menyatakan, salah satu warga AS tewas dalam ledakan itu, sementara dua lainnya meninggal karena luka-luka yang diderita. Namun belum diketahui nama dari kontraktor yang meninggal.
Ledakan itu juga menghancurkan satu kendaraan lapis baja. Namun tidak diketahui jumlah kendaraan lapis baja yang ada dalam konvoi tersebut. Biasanya ada sekitar dua atau tiga kendaraan lapis baja yang hilir mudik di lokasi tersebut.
Belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan itu, termasuk kelompok Taliban. Dalam e-mail ke wartawan, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah kelompoknya bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Bom menewaskan sedikitnya 11 warga sipil Afghanistan dan satu asing dan melukai 66 orang lainnya," ujar juru bicara Menteri Kesehatan, Wahidullah Mayar, seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (23/8/2015).
Sementara pernyataan yang dikeluarkan oleh NATO menyatakan, salah satu warga AS tewas dalam ledakan itu, sementara dua lainnya meninggal karena luka-luka yang diderita. Namun belum diketahui nama dari kontraktor yang meninggal.
Ledakan itu juga menghancurkan satu kendaraan lapis baja. Namun tidak diketahui jumlah kendaraan lapis baja yang ada dalam konvoi tersebut. Biasanya ada sekitar dua atau tiga kendaraan lapis baja yang hilir mudik di lokasi tersebut.
Belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan itu, termasuk kelompok Taliban. Dalam e-mail ke wartawan, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah kelompoknya bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
(esn)
Explore More