Bomber Masjid Arab Saudi Pernah Ditahan Polisi
A
A
A
JEDDAH - Otoritas Keamanan Arab Saudi telah mengumumkan identitas pelaku aksi bom bunuh diri di komplek kepolisian yang berada di Provinsi Asir pada Kamis lalu. Dari hasil pemeriksaan, diketahui jika pelaku sempat ditangkap dan ditahan selama 45 hari oleh pihak kepolisian.
Pelaku diketahui bernama Yosef bin Sulaiman Abdullah Al-Sulaiman, berusia 21 tahun. Ia tercatat pernah ditahan dengan tuduhan terpengaruh aliran radikal. Ia ikut berpartisipasi dalam pendudukan kota Buraida dan menyerukan pembebasan tahanan. Ia kemudian mengikuti program rehabilitasi di pusat rehabilitasi penjara Al-Hair di Riyadh, seperti dikutip dari situs arabnews, Senin (10/8/2015).
Al-Sulaiman berasal dari wilayah Sakaka di Al-Jouf dan tidak pernah bepergian ke luar negeri. Ia juga bukanlah seorang buronan, alias tidak pernah masuk dalam daftar pencarian orang. Sebelum melakukan aksi mematikan, ia sempat memposting sebuah doa di akun instragram dan meminta orang-orang untuk berdoa bagi hidup yang baru.
Diyakini, ia melakukan aksi nekat itu karena dipengaruhi oleh pemikiran radikal. Al-Sulaiman diduga telah terpengaruh oleh pemikiran radikal pada akhir 2014 dan bergabung dengan ISIS setelah terpengaruh dengan sejumlah tulisan yang dimuat di beberapa situs media sosial terkaiit organisasi teroris itu. Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, ia sempat mengunjungi situs yang menayangkan video dan foto aksi bom bunuh diri.
Saat ini, pihak kepolisian Arab Saudi terus melakukan penyelidikan atas kasus yang menewaskan 13 orang anggota polisi dan 4 orang sipil itu. Pihak keamanan juga tengah berusaha mengungkap sumber dan pihak yang mendukung al-Sulaiman dalam melakukan aksinya.
Pelaku diketahui bernama Yosef bin Sulaiman Abdullah Al-Sulaiman, berusia 21 tahun. Ia tercatat pernah ditahan dengan tuduhan terpengaruh aliran radikal. Ia ikut berpartisipasi dalam pendudukan kota Buraida dan menyerukan pembebasan tahanan. Ia kemudian mengikuti program rehabilitasi di pusat rehabilitasi penjara Al-Hair di Riyadh, seperti dikutip dari situs arabnews, Senin (10/8/2015).
Al-Sulaiman berasal dari wilayah Sakaka di Al-Jouf dan tidak pernah bepergian ke luar negeri. Ia juga bukanlah seorang buronan, alias tidak pernah masuk dalam daftar pencarian orang. Sebelum melakukan aksi mematikan, ia sempat memposting sebuah doa di akun instragram dan meminta orang-orang untuk berdoa bagi hidup yang baru.
Diyakini, ia melakukan aksi nekat itu karena dipengaruhi oleh pemikiran radikal. Al-Sulaiman diduga telah terpengaruh oleh pemikiran radikal pada akhir 2014 dan bergabung dengan ISIS setelah terpengaruh dengan sejumlah tulisan yang dimuat di beberapa situs media sosial terkaiit organisasi teroris itu. Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, ia sempat mengunjungi situs yang menayangkan video dan foto aksi bom bunuh diri.
Saat ini, pihak kepolisian Arab Saudi terus melakukan penyelidikan atas kasus yang menewaskan 13 orang anggota polisi dan 4 orang sipil itu. Pihak keamanan juga tengah berusaha mengungkap sumber dan pihak yang mendukung al-Sulaiman dalam melakukan aksinya.
(esn)