Cibir Amerika, China dan Rusia Bersiap Latihan Perang
A
A
A
BEIJING - China dan Rusia dijadwalkan menggelar latihan perang gabungan di perairan dan wilayah udara dari Laut Jepang. Secara khusus, China mencibir Amerika Serikat (AS) yang dianggap menabur konflik antara China dan negara-negara ASEAN.
Latihan perang akan berlangsung mulai 20 hingga 28 Agustus 2015. Demikian laporan The BRICS Post, semalam.
“Latihan dirancang untuk meningkatkan kapasitas China dan Rusia dalam menghadapi ancaman keamanan maritim. Angkatan Laut dari kedua negara akan bergabung untuk mensimulasikan pertempuran anti-kapal selam, pertahanan udara dan misi terkait lainnya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun kepada wartawan.
Yang menuduh AS menerapkan standar ganda ketika mengkritik proyek konstruksi China di sejumlah pulau di Laut China Selatan. (Baca juga: Ditujukan ke China, 2 Jet Pembom AS Dikerahkan ke Australia)
”AS mengabaikan dan mendistorsi fakta-fakta dan memainkan ancaman militer terhadap China untuk menabur perselisihan antara China dan negara-negara pesisir di Laut China Selatan. Kami tegas menentang tindakan seperti itu,” ujar Yang, sebagaimana dilansir Business Insider.
Kawasan Laut China Selatan telah diklaim China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan. Namun, China lebih agresif dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa itu dengan mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan.
Latihan perang akan berlangsung mulai 20 hingga 28 Agustus 2015. Demikian laporan The BRICS Post, semalam.
“Latihan dirancang untuk meningkatkan kapasitas China dan Rusia dalam menghadapi ancaman keamanan maritim. Angkatan Laut dari kedua negara akan bergabung untuk mensimulasikan pertempuran anti-kapal selam, pertahanan udara dan misi terkait lainnya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun kepada wartawan.
Yang menuduh AS menerapkan standar ganda ketika mengkritik proyek konstruksi China di sejumlah pulau di Laut China Selatan. (Baca juga: Ditujukan ke China, 2 Jet Pembom AS Dikerahkan ke Australia)
”AS mengabaikan dan mendistorsi fakta-fakta dan memainkan ancaman militer terhadap China untuk menabur perselisihan antara China dan negara-negara pesisir di Laut China Selatan. Kami tegas menentang tindakan seperti itu,” ujar Yang, sebagaimana dilansir Business Insider.
Kawasan Laut China Selatan telah diklaim China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan. Namun, China lebih agresif dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa itu dengan mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan.
(mas)