DK PBB Siap Voting soal Genosida 8 Ribu Muslim Bosnia
A
A
A
NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) PBB siap melakukan pemungutan suara (voting) untuk mengakui pembantaian massal 8 ribu Muslim Bosnia di Srebrenica sebagai genosida. Voting yang sedianya digelar awal pekan, ditunda hingga hari ini (8/7/2015).
Pembantaian massal terhadap ribuan warga Muslim itu terjadi saat perang Bosnia pecah tahun 1992-1995. Penundaan voting DK PBB menyusul ancaman Rusia yang akan memveto rancangan resolusi terkait pembantaian massal itu.
Pemerintah Serbia sendiri telah menyerukan rekonsiliasi semua warga lintas etnis setelah perang 20 tahun silam. Voting DK PBB itu digalang Inggris menjelang peringatan 20 tahun pembantaian massal di Srebrenica yang akan digelar Sabtu nanti.
Voting tersebut untuk mengutuk pembantaian massal pasukan Serbia Bosnia pada bulan Juli 1995 terhadap ribuan warga Muslim di Srebrenica. Itu adalah kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sebanyak 15 anggota DK PBB berharap secara resmi mengakui pembunuhan massal itu sebagai tindakan genosida. ”Ini telah menjadi negosiasi yang sulit,” kata seorang juru bicara delegasi Inggris setelah pemungutan suara ditunda dua kali pada Selasa kemarin.
"Mengingat pentingnya ulang tahun (peringatan pembantaian massal), kami berkomitmen untuk mendapatkan dukungan yang luas dari anggota dewan. Kami berharap penundaan ini akan memungkinkan kita untuk melakukannya,” lanjut juru bicara Inggrsi yang menolak diidentifikasi, seperti dikutip AFP.
Pemimpin Serbia Bosnia telah melobi Rusia untuk memveto rancangan resolusi PBB, dengan alasan resolusi itu hanya fokus pada sikap “anti-Serbia”.
Dua pengadilan Mahkamah Internasional telah menggambarkan kejadian itu sebagai genosida. Para petinggi militer Serbia Bosnia yang terlibat dalam pembantaian massal telah diadili.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Petr Iliichev, mengatakan rancangan resolusi PBB itu sebagai upaya memecah belah warga Serbia Bosnia.”(Karena) fokus hanya pada satu bagian dari konflik,” ujarnya.
Pemimpin Serbia Bosnia, Milorad Dodik telah menuduh Inggris berusaha untuk mendaftarkan resolusi di PBB atas dasar deklarasi dan laporan palsu.
Sementara itu, Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic , mengaku siap menghadiri acara peringatan pembantaian massal Srebrenica yang akan digelar Sabtu nanti. Menurutnya, acara itu baik untuk mewujudkan rekonsiliasi semua etnis.
Pembantaian massal terhadap ribuan warga Muslim itu terjadi saat perang Bosnia pecah tahun 1992-1995. Penundaan voting DK PBB menyusul ancaman Rusia yang akan memveto rancangan resolusi terkait pembantaian massal itu.
Pemerintah Serbia sendiri telah menyerukan rekonsiliasi semua warga lintas etnis setelah perang 20 tahun silam. Voting DK PBB itu digalang Inggris menjelang peringatan 20 tahun pembantaian massal di Srebrenica yang akan digelar Sabtu nanti.
Voting tersebut untuk mengutuk pembantaian massal pasukan Serbia Bosnia pada bulan Juli 1995 terhadap ribuan warga Muslim di Srebrenica. Itu adalah kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sebanyak 15 anggota DK PBB berharap secara resmi mengakui pembunuhan massal itu sebagai tindakan genosida. ”Ini telah menjadi negosiasi yang sulit,” kata seorang juru bicara delegasi Inggris setelah pemungutan suara ditunda dua kali pada Selasa kemarin.
"Mengingat pentingnya ulang tahun (peringatan pembantaian massal), kami berkomitmen untuk mendapatkan dukungan yang luas dari anggota dewan. Kami berharap penundaan ini akan memungkinkan kita untuk melakukannya,” lanjut juru bicara Inggrsi yang menolak diidentifikasi, seperti dikutip AFP.
Pemimpin Serbia Bosnia telah melobi Rusia untuk memveto rancangan resolusi PBB, dengan alasan resolusi itu hanya fokus pada sikap “anti-Serbia”.
Dua pengadilan Mahkamah Internasional telah menggambarkan kejadian itu sebagai genosida. Para petinggi militer Serbia Bosnia yang terlibat dalam pembantaian massal telah diadili.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Petr Iliichev, mengatakan rancangan resolusi PBB itu sebagai upaya memecah belah warga Serbia Bosnia.”(Karena) fokus hanya pada satu bagian dari konflik,” ujarnya.
Pemimpin Serbia Bosnia, Milorad Dodik telah menuduh Inggris berusaha untuk mendaftarkan resolusi di PBB atas dasar deklarasi dan laporan palsu.
Sementara itu, Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic , mengaku siap menghadiri acara peringatan pembantaian massal Srebrenica yang akan digelar Sabtu nanti. Menurutnya, acara itu baik untuk mewujudkan rekonsiliasi semua etnis.
(mas)