Polisi Tangkap Pacar Pembantai 38 Turis di Tunisia
A
A
A
SOUSSE - Polisi anti-teror Tunisia telah menangkap pacar Seifeddine Rezgui, pria bersenjata yang membantai 38 turis di Tunisia. Wanita itu ditangkap untuk mengetahui apakah Rezgui menghabiskan malam terakhir bersamanya sebelum melakukan serangan tersebut atau tidak.
Polisi curiga, wanita yang identitasnya dirahasiakan itu tinggal bersama Rezgui di rumahnya di Kota Kairouan. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengklaim Rezgui sebagai tentara ISIS yang terlatih.
Untuk mencapai Hotel Imperial Marhaba, Rezgui telah menempuh perjalanan sejauh 35 mil. Dalam aksinya, Rezgui membawa senapan Kalashnikov yang dia sembunyikan di dalam payung. Setelah masuk hotel di kawasan pantai, pria itu kemudian mengumbar tembakan.
Menurut koran Tunisia, Assarih, Sabtu (4/7/2015) pacar Rezgui telah membantah mengetahui rencana serangan di hotel tersebut. Target serangan Rezgui adalah para turis Barat. Pemerintah Inggris mencatat ada sekitar 30 warganya yang jadi korban serangan Rezgui.
Sebelumnya, detektif juga telah menangkap seorang sopir taksi yang mengantar Rezgui ke lokasi kejadian. Delapan tersangka juga telah dituduh terlibat dalam rencana serangan yang dilakukan Rezgui. Mereka semua telah dtahan di Tunisia.
Sementara itu, seorang tokoh Salafi Tunisia memicu kemarahan setelah menyalahkan para turis yang jadi korban pembantaian. Tokoh bernama Adel Almi menyebut para turis itu sebagai orang yang "berdosa".
Almi mengkritik industri pariwisata di Tunisia yang menurutunya telah “ditakdirkan” jadi target serangan. Alasannya, pelaku industri pariwisata menawarkan alkohol, dan hubungan seksual pra-nikah di Tunisia.
”Kami tidak bisa menerima keburukan ini di Tunisia, rumah bagi kita semua dan jika perbuatan dosa yang terjadi di sini, apakah dilakukan wisatawan atau warga Tunisia, semua orang Tunisia lainnya akan terinfeksi oleh penyakit sosial,” katanya.
Polisi curiga, wanita yang identitasnya dirahasiakan itu tinggal bersama Rezgui di rumahnya di Kota Kairouan. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengklaim Rezgui sebagai tentara ISIS yang terlatih.
Untuk mencapai Hotel Imperial Marhaba, Rezgui telah menempuh perjalanan sejauh 35 mil. Dalam aksinya, Rezgui membawa senapan Kalashnikov yang dia sembunyikan di dalam payung. Setelah masuk hotel di kawasan pantai, pria itu kemudian mengumbar tembakan.
Menurut koran Tunisia, Assarih, Sabtu (4/7/2015) pacar Rezgui telah membantah mengetahui rencana serangan di hotel tersebut. Target serangan Rezgui adalah para turis Barat. Pemerintah Inggris mencatat ada sekitar 30 warganya yang jadi korban serangan Rezgui.
Sebelumnya, detektif juga telah menangkap seorang sopir taksi yang mengantar Rezgui ke lokasi kejadian. Delapan tersangka juga telah dituduh terlibat dalam rencana serangan yang dilakukan Rezgui. Mereka semua telah dtahan di Tunisia.
Sementara itu, seorang tokoh Salafi Tunisia memicu kemarahan setelah menyalahkan para turis yang jadi korban pembantaian. Tokoh bernama Adel Almi menyebut para turis itu sebagai orang yang "berdosa".
Almi mengkritik industri pariwisata di Tunisia yang menurutunya telah “ditakdirkan” jadi target serangan. Alasannya, pelaku industri pariwisata menawarkan alkohol, dan hubungan seksual pra-nikah di Tunisia.
”Kami tidak bisa menerima keburukan ini di Tunisia, rumah bagi kita semua dan jika perbuatan dosa yang terjadi di sini, apakah dilakukan wisatawan atau warga Tunisia, semua orang Tunisia lainnya akan terinfeksi oleh penyakit sosial,” katanya.
(mas)