Ayah Pelaku Penembakan di Tunisia Minta Maaf
A
A
A
SOUSSE - Keluarga Seifeddine Rezgui, pelaku penembakan di sebuah resort tepi pantai di Tunisia mengaku terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh pemuda tanggung tersebut. Sang ayah, Hakim Rezgui mengaku malu dan meminta maaf atas tindakan keji yang dilakukan anaknya tersebut.
Dirinya mengatakan, Seifeddine sejatinya adalah anak yang sangat baik. Dirinya yakin teman-teman baru, yang dikenal anaknya dari sebuah komunitas di Tunisia yang telah membuat anaknya menjadi monster, pembunuh berdarah dingin seperti itu.
“Ya Tuhan, saya terkejut. Saya tidak tahu siapa yang sudah berbicara, menginspirasi atau menaruh pengaruh buruk ini ini di pikirannya. Dia memiliki teman baru yang membuatnya melakukan seperti ini,” kata Hakim, seperti dilansir Mirror pada Senin (29/6/2015).
“Anak saya tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Tapi, saya tidak tahu siapa yang sudah mengubah pikiran dan menginspirasinya untuk melakukan hal ini,” sambungnya.
Hakim berharap bahwa insiden itu hanya terjadi di mimpinya. Karena, ketika dia melihat para korban, Hakim berpikir bisa saja keluarganya yang tergeletak di sana.
“Saya tidak tahu dan saya minta maaf. Saya sangat sedih melihat korban itu. Saya merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan. Saya merasa seperti saya meninggal bersama para korban. Atas nama saya, ibunya dan keluarga kami, saya merasa malu. Mereka sedang menikmati liburan di pantai Afrika. Mereka menjadi target karena mereka datang dari Inggris,” sambungnya.
Dirinya mengatakan, Seifeddine sejatinya adalah anak yang sangat baik. Dirinya yakin teman-teman baru, yang dikenal anaknya dari sebuah komunitas di Tunisia yang telah membuat anaknya menjadi monster, pembunuh berdarah dingin seperti itu.
“Ya Tuhan, saya terkejut. Saya tidak tahu siapa yang sudah berbicara, menginspirasi atau menaruh pengaruh buruk ini ini di pikirannya. Dia memiliki teman baru yang membuatnya melakukan seperti ini,” kata Hakim, seperti dilansir Mirror pada Senin (29/6/2015).
“Anak saya tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Tapi, saya tidak tahu siapa yang sudah mengubah pikiran dan menginspirasinya untuk melakukan hal ini,” sambungnya.
Hakim berharap bahwa insiden itu hanya terjadi di mimpinya. Karena, ketika dia melihat para korban, Hakim berpikir bisa saja keluarganya yang tergeletak di sana.
“Saya tidak tahu dan saya minta maaf. Saya sangat sedih melihat korban itu. Saya merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan. Saya merasa seperti saya meninggal bersama para korban. Atas nama saya, ibunya dan keluarga kami, saya merasa malu. Mereka sedang menikmati liburan di pantai Afrika. Mereka menjadi target karena mereka datang dari Inggris,” sambungnya.
(esn)