Prancis Desak Israel dan Palestina Lanjutkan Perundingan Dama
A
A
A
KAIRO - Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mendesak Israel dan Palestina untuk kembali duduk satu meja dan melanjutkan perundingan damai. Menurutnya, jika perundingan damai ini terlalu lama ditunda, maka potensi terjadinya konflik lanjutan sangat besar.
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi, Fabius mengatakan, semua pihak harus turut mendesak kedua negara tersebut agar mau kembali melanjutkan perundingan damai, yang sudah cukup lama mati suri.
"Kita harus melakukan semua hal yang kita bisa untuk membuat kedua belah pihak memulai kembali perundingan damai," kata Fabius, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (21/6/2015).
"Kami berpikir, dengan tidak melakukan apapun, maka akan ada dua resiko besar yang menanti, yakni kebuntuan dari usaha damai, dan kembali terbakarnya konflik diantara keduanya," sambung Fabius.
Selain itu, Fabius juga menyebut perlu adanya konsep baru dalam perundingan damai tersebut, agar semua pihak bisa turut membantu. "Sudah 40 tahun, kita perlu menyesuaikan metode sehingga orang-orang Arab, Eropa, Amerika bisa turut membantu," pungkasnya.
Fabius sendiri saat ini tengah melakukan perjalanan ke Timur Tengah, dengan tujuan untuk bisa membawa kembali Israel dan Palestina ke meja perundingan. Selain mencari dukungan dari negara di kawasan, Fabius juga dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan pemimpin Israel dan Palestina.
Berbicara paska melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi, Fabius mengatakan, semua pihak harus turut mendesak kedua negara tersebut agar mau kembali melanjutkan perundingan damai, yang sudah cukup lama mati suri.
"Kita harus melakukan semua hal yang kita bisa untuk membuat kedua belah pihak memulai kembali perundingan damai," kata Fabius, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (21/6/2015).
"Kami berpikir, dengan tidak melakukan apapun, maka akan ada dua resiko besar yang menanti, yakni kebuntuan dari usaha damai, dan kembali terbakarnya konflik diantara keduanya," sambung Fabius.
Selain itu, Fabius juga menyebut perlu adanya konsep baru dalam perundingan damai tersebut, agar semua pihak bisa turut membantu. "Sudah 40 tahun, kita perlu menyesuaikan metode sehingga orang-orang Arab, Eropa, Amerika bisa turut membantu," pungkasnya.
Fabius sendiri saat ini tengah melakukan perjalanan ke Timur Tengah, dengan tujuan untuk bisa membawa kembali Israel dan Palestina ke meja perundingan. Selain mencari dukungan dari negara di kawasan, Fabius juga dikabarkan akan melakukan pertemuan dengan pemimpin Israel dan Palestina.
(esn)