Lagi, Pentagon Tekan China Setop Reklamasi Laut China Selatan

Jum'at, 12 Juni 2015 - 12:02 WIB
Lagi, Pentagon Tekan China Setop Reklamasi Laut China Selatan
Lagi, Pentagon Tekan China Setop Reklamasi Laut China Selatan
A A A
WASHINGTON - Pentagon kembali menekan China untuk menghentikan reklamasi pulau di Laut China Selatan. Tekanan itu muncul ketika Kepala Pentagon Amerika Serikat (AS), Ashton Carter, bertemu dengan seorang jenderal China, Fan Changlong.

Ini adalah untuk kedua kalinya AS mendesak China agar berhenti melakukan reklamasi di Laut China Selatan, wilayah yang diperebutkan banyak negara di Asia. Pertemuan Carter dan Fan berlangsung Kamis kemarin.

Fan adalah Wakil Kepala Komisi Militer Pusat China. ”Carter menekankan komitmennya untuk mengembangkan hubungan militer AS dan China secara substantive,” kata pihak Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (12/6/2015).

“Hubungan ini akan didasarkan pada keinginan bersama untuk memperdalam kerjasama di berbagai bidang termasuk bantuan kemanusiaan, respons bencana, perdamaian, kontra-pembajakan, serta pengelolaan perbedaan secara konstruktif,” lanjut Pentagon.

Pentagon mengulangi kekhawatiran AS tentang ketegangan di Laut China Selatan. Menurut Carter, tak hanya China yang didesak menghentikan reklamasi di kawasan sengketa itu tapi juga negara-negara Asia lain yang terlibat sengketa.

Carter juga mendesak China menghentikan aksi militerisasi di wilayah sengketa dan mengejar resolusi damai sesuai dengan hukum internasional.

Sementara itu, Jenderal Fan kepada Carter mengatakan, proyek konstruksi di Laut China Selatan yang dikerjakan Beijing untuk memperbaiki kondisi lingkungan hidup dan melindungi kedaulatan China. Dia menegaskan bahwa China berhak melakukan apa pun di Laut China Selatan, karena kawasan itu merupakan wilayah kedaulatan China.

China memang telah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Namun, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan sama-sama mengklaim wilayah yang kaya gas tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5233 seconds (0.1#10.140)