Baru Umur 17 Tahun, ABG Amerika Jadi Perekrut ISIS
A
A
A
VIRGINIA - Meski baru berumur 17 tahun, seorang anak baru gede (ABG) asal Virginia, Amerika Serikat (AS) sudah menjadi perekrut ISIS. Remaja bernama Ali Amin ini menjadi anak pertama di AS yang diadili saat usianya masih di bawah umur atau belum masuk kategori orang dewasa.
Ali Amin, mengaku bersalah membantu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Selain membantu merekrut anggota baru ISIS, dia juga mengirim dana untuk militan kelompok radikal di Irak dan Suriah itu.
Menurut pengadilan, dia menggunakan Twitter dan blog-nya untuk memberikan petunjuk tentang cara menggunakan mata uang virtual Bitcoin untuk mengirim dana kepada para militan ISIS.
Jaksa pengadilan mengatakan, Ali Amin telah membantu warga Virginia yang lain, Reza Niknejad, yang telah dia rekrut untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan ISIS.
Menurut situs pemantau terorisme, SITE, yang rajin mengikuti posting media sosial oleh militan jihadis, Ali Amin memiliki sekitar 4.000 pengikut di Twitter. Dia juga aktif berkomunikasi dengan militan dan perekrut ISIS yang terkenal.
Remaja itu, masih menurut SITE, menampilkan sebuah gambar di situs, di mana bendera hitam khas ISIS berkibar di atas Gedung Putih.”Itu didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang penaklukan Amerika di masa mendatang,” demikian laporan SITE, Jumat (12/6/2015).
Jaksa untuk Distrik Virginia Timur, Dana Boente, dalam konferensi pers mengatakan besarnya kasus itu membuat Ali Amin dituntut layaknya orang dewasa.
”Ini sesuatu yang kita ambil sangat serius tentang usia seseorang (yang masih di bawah umur), tapi pada akhirnya, itu menyangkut soal keselamatan publik,” kata Boente, seperti dikutip Reuters. Ali Amin menghadapi ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara dan vonis rencananya akan dijatuhkan pada 28 Agustus 2015.
Sementara itu, pengacara Ali Amin, Yusuf Banjir, menggambarkan remaja itu sebagai pria baik yang bersimpati kepada oposisi Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah. Namun, dia tidak membantah jika kliennya berada di jalan yang salah, bersekongkol dengan militan radikal secara online.
Ali Amin, mengaku bersalah membantu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Selain membantu merekrut anggota baru ISIS, dia juga mengirim dana untuk militan kelompok radikal di Irak dan Suriah itu.
Menurut pengadilan, dia menggunakan Twitter dan blog-nya untuk memberikan petunjuk tentang cara menggunakan mata uang virtual Bitcoin untuk mengirim dana kepada para militan ISIS.
Jaksa pengadilan mengatakan, Ali Amin telah membantu warga Virginia yang lain, Reza Niknejad, yang telah dia rekrut untuk melakukan perjalanan ke Suriah guna bergabung dengan ISIS.
Menurut situs pemantau terorisme, SITE, yang rajin mengikuti posting media sosial oleh militan jihadis, Ali Amin memiliki sekitar 4.000 pengikut di Twitter. Dia juga aktif berkomunikasi dengan militan dan perekrut ISIS yang terkenal.
Remaja itu, masih menurut SITE, menampilkan sebuah gambar di situs, di mana bendera hitam khas ISIS berkibar di atas Gedung Putih.”Itu didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang penaklukan Amerika di masa mendatang,” demikian laporan SITE, Jumat (12/6/2015).
Jaksa untuk Distrik Virginia Timur, Dana Boente, dalam konferensi pers mengatakan besarnya kasus itu membuat Ali Amin dituntut layaknya orang dewasa.
”Ini sesuatu yang kita ambil sangat serius tentang usia seseorang (yang masih di bawah umur), tapi pada akhirnya, itu menyangkut soal keselamatan publik,” kata Boente, seperti dikutip Reuters. Ali Amin menghadapi ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara dan vonis rencananya akan dijatuhkan pada 28 Agustus 2015.
Sementara itu, pengacara Ali Amin, Yusuf Banjir, menggambarkan remaja itu sebagai pria baik yang bersimpati kepada oposisi Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang sipil di Suriah. Namun, dia tidak membantah jika kliennya berada di jalan yang salah, bersekongkol dengan militan radikal secara online.
(mas)