Lagi, Perwakilan Indonesia di Australia Diteror
A
A
A
SYDNEY - Lagi-lagi perwakilan Indonesia di Australia mendapatkan teror. Setelah sebelumnyaKedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Canbera, kali ini Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) di Sydney yang diteror oleh orang tidak dikenal.
Menurut pihak KJRI Sydney, teror itu disampaikan melalui sepucuk surat. Surat itu berisi ancaman akan adanya tindakan balas dendam atas ekseksusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap duo gembang narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Karena Indonesia membunuh Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dengan cara barbar, maka sekarang tiga pemuda Indonesia yang tinggal di Komplek Kensington masing-masing disiram segelas air keras ke wajah mereka dan lihat bagaimana perasaan keluarga mereka seperti memiliki mayat hidup," bunyi surat tersebut seperti dilansir ABC News semalam.
Pihak KjRI mengatakan, surat tersebut dikirimkan melalui pos, namun tanpa nama dan alamat. KJRI sendiri langsung melaporkan tindakan teror tersebut kepada pihak kepolisian.
"Pada sore hari ini 19 Mei 2015 kami menerima surat via pos (tanpa nama dan alamat pengirim) yang isinya selembar kertas berisi ancaman terhadap warga Indonesia (WNI) di wilayah kerja kami," ungkap pihak KJRI Sydney, Yayan Mulyana dalam pernyatan tertulis yang diterima Sindonews Rabu (20/5/2015) dinihari.
"Kepolisian Sydney sudah kami hubungi dan surat termaksud sudah diserhkan kepada Polisi untuk diuji Forensik," sambungnya. Pihak KJRI juga meminta kepada WNI, khusunya para mahasiswa Indonesia untuk tetap tenang, sekaligus waspada.
Menurut pihak KJRI Sydney, teror itu disampaikan melalui sepucuk surat. Surat itu berisi ancaman akan adanya tindakan balas dendam atas ekseksusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap duo gembang narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Karena Indonesia membunuh Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dengan cara barbar, maka sekarang tiga pemuda Indonesia yang tinggal di Komplek Kensington masing-masing disiram segelas air keras ke wajah mereka dan lihat bagaimana perasaan keluarga mereka seperti memiliki mayat hidup," bunyi surat tersebut seperti dilansir ABC News semalam.
Pihak KjRI mengatakan, surat tersebut dikirimkan melalui pos, namun tanpa nama dan alamat. KJRI sendiri langsung melaporkan tindakan teror tersebut kepada pihak kepolisian.
"Pada sore hari ini 19 Mei 2015 kami menerima surat via pos (tanpa nama dan alamat pengirim) yang isinya selembar kertas berisi ancaman terhadap warga Indonesia (WNI) di wilayah kerja kami," ungkap pihak KJRI Sydney, Yayan Mulyana dalam pernyatan tertulis yang diterima Sindonews Rabu (20/5/2015) dinihari.
"Kepolisian Sydney sudah kami hubungi dan surat termaksud sudah diserhkan kepada Polisi untuk diuji Forensik," sambungnya. Pihak KJRI juga meminta kepada WNI, khusunya para mahasiswa Indonesia untuk tetap tenang, sekaligus waspada.
(esn)