Kisah Para Serdadu Cantik Kurdi Penumpas ISIS

Sabtu, 13 September 2014 - 16:57 WIB
Kisah Para Serdadu Cantik Kurdi Penumpas ISIS
Kisah Para Serdadu Cantik Kurdi Penumpas ISIS
A A A
MAKHMUR - Serdadu cantik Kurdi penumpas militan ISIS itu biasa dipanggil Tekoshin. Usianya baru 27 tahun, tapi di bahunya menentang senapan Kalashnikov, dan bersambuk granat.

Dia saat ini selalu siaga di wilayah pegunungan di Irak utara, bersama para serdadu perempuan Kurdi lainnya untuk melawan militan ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah.

Uniknya, misi Tekoshin tidak hanya menumpas gerakan ekstremis, tapi memperjuangkan kebebasan perempuan yang dilecehkan para militan ISIS.

Tekoshin dan teman-temannya mengangkat senjata bersama para pria dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Misi utama mereka saat ini untuk merebut Gunung Makhmur di bagian utara Irak dari tangan ISIS. Di wilayah gunung itulah, para perempuan lokal dijadikan budak nafsu para militan yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi.

”Mereka (ISIS) tidak mengizinkan perempuan di daerah di bawah kendali mereka untuk pergi ke pasar, dan memaksa mereka untuk mengenakan jilbab,” kata Tekhosin. ”Perjuangan kita melawan ISIS adalah untuk mempertahankan wanita dari mereka dan dari pemikiran mereka.”

Menurutnya, ada 50 serdadu perempuan Kurdi yang bertempur dengan militan ISIS. ”Kami biasanya mengatur diri dalam kelompok empat perempuan, dan saya memerintah salah satu kelompok,” ujarnya.

Ditanya apakah ia sudah menikah, Tekoshin tertawa. "Sebagian besar dari kita di sini tidak menikah. Saya bergabung dengan PKK ketika saya berumur 14 tahun,” tuturnya, seperti dikutip AFP, Sabtu (13/9/2014).

Tekoshin mengatakan PKK tidak melarang pejuangnya menikah, tapi pada umumnya, para serdadu wanita Kurdi tidak suka menikah. Tekoshin lantas mengolok-olok ISIS yang menindas kaum perempuan.

”Saya pikir (ISIS) lebih takut dengan kita daripada dengan pejuang laki-laki," katanya.”Mereka percaya bahwa mereka akan masuk neraka jika mereka mati di tangan wanita,” lanjut dia.

Serdadu perempuan Kurdi lainnya, Saria, 18, juga tak malu-malu untuk memamerkan senjatanya. Baginya, senapan serbu Kalashnikov atau senapan apa pun sama saja, asalkan nyaman digunakan.

Saria dibesarkan di Suriah utara. Dua kakak dan adiknya dia juga sedang berjuang melawan ISIS. ”Ketika saya masih kecil, saya tidak berpikir saya akan menjadi seorang pejuang. Tapi saya menyadari betapa bangsa (Kurdi) membutuhkan saya. Dan saya memilih jalan ini.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4318 seconds (0.1#10.140)