Minta Rusia Diselidiki atas Kejahatan Perang, Retorika AS Berbahaya

Sabtu, 08 Oktober 2016 - 04:12 WIB
Minta Rusia Diselidiki atas Kejahatan Perang, Retorika AS Berbahaya
Minta Rusia Diselidiki atas Kejahatan Perang, Retorika AS Berbahaya
A A A
MOSKOW - Pemerintah Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) tentang konsekuensi serius yang dialami setelah menyerukan agar Rusia diselidiki atas dugaan melakukan kejahatan perang di Suriah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Mariz Zakharova menyebut retorika AS itu berbahaya.

Menurut Zakharova, seruan yang dilontarkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry itu untuk mengalihkan perhatian atas kegagalan AS melaksanakan gencatan senjata di Suriah.

”Pihak AS tidak bisa memenuhi perjanjian gencatan senjata. Mereka sendiri mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak memiliki sarana untuk menekan oposisi (Suriah),” kata Zakharova, seperti dikutip Itar-TASS, Sabtu (8/10/2016).

”Pernyataan Kerry ini adalah propaganda. Ada beberapa konsekuensi hukum yang sangat serius di balik terminologi ini, dan saya berpikir bahwa Kerry menggunakan semua istilah ini untuk mengobarkan situasi,” ujar Zakharova.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun Dozhd TV, Zakharova, balik mengusik dugaan kejahatan perang yang dilakukan AS di sejumlah negara.

”Jika datang ke kejahatan perang, perwakilan AS harus dimulai dengan Irak. Dan kemudian pindah ke Libya, dan tentu saja untuk Yaman, cari tahu apa yang ada. Saya ingin mengatakan bahwa menyulap kata-kata ini sangat berbahaya, karena ada kejahatan perang di pihak perwakilan Amerika,” ujarnya.

Baca:
John Kerry Tuntut Rusia dan Suriah Diselidiki atas Kejahatan Perang


Seperti diberitakan sebelumnya, John Kerry menuntut agar Rusia dan Suriah diselidiki atas dugaan melakukan kejahatan perang dalam aksi militer di Suriah. Kerry secara khusus menyoroti pengeboman terhadap sejumlah rumah sakit di Suriah.

”Semalam, rezim (Suriah) menyerang rumah sakit, 20 orang tewas dan 100 orang lainnya terluka. Rusia dan rezim, berutang pada dunia untuk menjelaskan mengapa mereka terus menggempur rumah sakit dan fasilitas medis, anak-anak dan perempuan,” kata John Kerry kepada wartawan sebelum pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Marc Ayrault.

”Ini adalah tindakan yang mengemis untuk penyelidikan yang tepat atas kejahatan perang dan mereka yang melakukan ini harus bertanggung jawab atas tindakannya,” lanjut Kerry.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4293 seconds (0.1#10.140)