Drone Rusia Terobos Langit Israel, Ditembak 3 Kali tapi Gagal
A
A
A
TEL AVIV - Sebuah drone UAV militer Israel diam-diam menerobos wilayah udara atau langit Israel pada bulan lalu. Pesawat nirawak itu bahkan dicoba ditembak jatuh sebanyak tiga kali oleh pasukan pertahanan Israel (IDF) tapi gagal.
Drone tersebut selama ini diduga milik kelompok Hizbullah Libanon, salah satu musuh bebuyutan Israel. Namun, laporan surat kabar Haaretz mengungkap bahwa drone itu ternyata milik militer Rusia.
Kendaraan udara tak berawak Rusia memasuki wilayah udara Israel dari arah Suriah pada 17 Juli 2016.
Dugaan awal bahwa drone itu milik Hizbullah Libanon diungkap Layanan Keamanan Israel. Bahkan Israel sempat meminta Hizbullah bertanggung jawab.
Namun, para pejabat Rusia kini mengaku kepada para pejabat Israel perihal fakta adanya drone Moskow yang menerobos wilayah udara Israel. Para pejabat Rusia mengklaim insiden itu sebagai hasil dari “human error” ketika militer Rusia sedang menguji kemampuan pertahanan udara Israel.
Pesawat Rusia menyeberang ke wilayah udara Israel sejatinya bukan yang pertama kali. Namun, tindakan balasan atas pelanggaran dengan penembakan oleh IDF baru pertama kali terjadi.
Menurut laporan Haaretz, Minggu (7/8/2016), tentara unit pertahanan udara Israel menembakkan dua rudal Patriot terhadap drone Rusia itu. Penembakan rudal ketiga dilakukan oleh pesawat jet tempur Israel, namun ketiga penembakan itu gagal semuanya.
Manuver pesawat militer Rusia di Israel pernah diungkap Moshe Yalon yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel. Pada bulan November lalu, Yalon membenarkan bahwa pesawat Rusia melanggar wilayah udara negaranya, namun hal itu segera “diperbaiki” melalui saluran komunikasi kedua negara.
Sementara itu, seorang pejabat militer Israel kepada Channel2 juga mengakui bahwa drone misterius yang semula diduga milik Hizbullah, benar-benar milik militer Rusia. Pejabat yang menolak diidentifikasi itu, mengatakan bahwa manuver drone tersebut sempat memicu alarm serangan udara di Israel utara.
Drone tersebut selama ini diduga milik kelompok Hizbullah Libanon, salah satu musuh bebuyutan Israel. Namun, laporan surat kabar Haaretz mengungkap bahwa drone itu ternyata milik militer Rusia.
Kendaraan udara tak berawak Rusia memasuki wilayah udara Israel dari arah Suriah pada 17 Juli 2016.
Dugaan awal bahwa drone itu milik Hizbullah Libanon diungkap Layanan Keamanan Israel. Bahkan Israel sempat meminta Hizbullah bertanggung jawab.
Namun, para pejabat Rusia kini mengaku kepada para pejabat Israel perihal fakta adanya drone Moskow yang menerobos wilayah udara Israel. Para pejabat Rusia mengklaim insiden itu sebagai hasil dari “human error” ketika militer Rusia sedang menguji kemampuan pertahanan udara Israel.
Pesawat Rusia menyeberang ke wilayah udara Israel sejatinya bukan yang pertama kali. Namun, tindakan balasan atas pelanggaran dengan penembakan oleh IDF baru pertama kali terjadi.
Menurut laporan Haaretz, Minggu (7/8/2016), tentara unit pertahanan udara Israel menembakkan dua rudal Patriot terhadap drone Rusia itu. Penembakan rudal ketiga dilakukan oleh pesawat jet tempur Israel, namun ketiga penembakan itu gagal semuanya.
Manuver pesawat militer Rusia di Israel pernah diungkap Moshe Yalon yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel. Pada bulan November lalu, Yalon membenarkan bahwa pesawat Rusia melanggar wilayah udara negaranya, namun hal itu segera “diperbaiki” melalui saluran komunikasi kedua negara.
Sementara itu, seorang pejabat militer Israel kepada Channel2 juga mengakui bahwa drone misterius yang semula diduga milik Hizbullah, benar-benar milik militer Rusia. Pejabat yang menolak diidentifikasi itu, mengatakan bahwa manuver drone tersebut sempat memicu alarm serangan udara di Israel utara.
(mas)