Alasan Virus Corona, Trump Desak Pasukan AS Ditarik dari Afganistan

Selasa, 28 April 2020 - 17:38 WIB
loading...
Alasan Virus Corona, Trump Desak Pasukan AS Ditarik dari Afganistan
Presiden AS Donald Trump mendesak pasukan Amerika ditarik dari Afghanistan. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam beberapa hari terakhir mendesak penasihat militer dan keamanan nasionalnya untuk menarik semua pasukan negara itu dari Afghanistan di tengah kekhawatiran tentang wabah virus Corona. Hal itu diungkapkan dua pejabat AS dan satu mantan pejabat senior AS.

Para pejabat mengatakan Trump mengeluh hampir setiap hari bahwa pasukan AS masih di Afghanistan dan sekarang rentan terhadap pandemi mematikan. Desakannya yang baru untuk menarik semua pasukan telah didorong oleh konvergensi kekhawatirannya bahwa virus Corona menimbulkan masalah perlindungan pasukan bagi ribuan tentara AS di Afghanistan dan ketidaksabarannya dengan menghentikan kemajuan dari perjanjian damai dengan Taliban.

Mereka mengatakan para penasihat militer presiden telah mengajukan kasus kepadanya bahwa jika AS menarik pasukan keluar dari Afghanistan karena virus Corona, dengan standar itu Pentagon juga harus menarik diri dari tempat-tempat seperti Italia, di mana pandemi itu menyebar.

"Ada kekhawatiran dari berbagai tempat bahwa kita dapat meninggalkan Afghanistan," kata seorang pejabat senior AS, menunjuk kekhawatiran yang disuarakan oleh sekutu AS, anggota Kongres, dan pejabat militer AS seperti dikutip dari NBC News, Selasa (28/4/2020).

Seorang pejabat senior pemerintah dan seorang pejabat pertahanan mengatakan sementara penarikan pasukan AS dari Afghanistan karena virus Corona telah dibahas, hasil yang lebih mungkin adalah untuk mengkonsolidasikan pasukan Amerika di pangkalan di satu atau dua bagian negara itu.

Pejabat pertahanan AS mengatakan kasus-kasus virus Corona di Afghanistan kemungkinan besar tidak dilaporkan secara dramatis, memperkirakan kemungkinan ada sedikitnya 10 kali lebih banyak kasus di sana daripada hitungan resmi pemerintah. Hingga Senin, Kementerian Kesehatan Umum Afghanistan melaporkan 1.703 kasus COVID-19 dan 57 kematian yang telah dikonfirmasi di sebuah negara dengan perkiraan populasi 35 juta.

Tetapi pada bulan Maret Menteri Kesehatan Masyarakat Afghanistan, Ferozuddin Feroz, memperingatkan bahwa sebanyak setengah dari populasi negara itu dapat terinfeksi dan lebih dari 100.000 orang dapat meninggal tanpa tindakan pencegahan lebih banyak seperti mencuci tangan dan mengunci (lockdown) daerah-daerah berpenduduk padat.

Afghanistan adalah salah satu negara termiskin di dunia, dengan sistem kesehatan masyarakat yang lemah. Pemerintah sedang membangun rumah sakit dengan 100 tempat tidur di Herat, sebuah provinsi yang berbatasan dengan Iran, tetapi negara itu tidak memiliki alat pelindung dan ventilator.

Para pejabat AS khawatir virus itu bisa merajalela di Afghanistan, mengingat kurangnya perawatan dan pengujian kesehatan serta perbatasannya dengan Iran, yang telah dilanda pandemi parah.

"Afghanistan akan memiliki masalah virus Corona yang signifikan," kata seorang pejabat senior AS. "Itu belum benar-benar terwujud tetapi itu akan terjadi," imbuhnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1572 seconds (0.1#10.140)