Ukraina Klaim Lebih dari 8.000 Tentara Rusia Tewas
loading...
A
A
A
KIEV - Kementerian Pertahanan Ukraina mengklam lebih dari 8.000 tentara Rusia tewas hanya dari kurang dua minggu setelah tahun baru. Kabar ini muncul ditengah laporan bahwa Rusia berhasil menduduki kota Soledar.
Pada 13 Januari, 8.170 tentara Rusia telah tewas, sehingga jumlah total kerugian selama perang 11 bulan menjadi 114.930. Pada hari Jumat saja, Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan 740 kematian. Rata-rata, sekitar 628 tentara Rusia tewas per hari bulan ini.
Laporan terkait jumlah total tentara Rusia yang tewas ini datang bersamaan saat Moskow membanggakan kemenangan dalam pertempuran untuk Soledar, sebuah kota tambang garam Ukraina yang hanya berpenduduk 10.000 orang, dalam salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang tersebut.
"Kota Soledar, yang sangat penting untuk melanjutkan operasi ofensif yang sukses ke arah Donetsk, telah dibebaskan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (14/1/2023).
Rusia mengatakan bahwa kontrol kota akan memungkinkan pasukannya untuk memblokir rute pasokan pasukan Ukraina di Artyomovsk barat daya, dan memuji serangan tembakan terus-menerus yang diluncurkan ke musuh oleh Serangan Darat dan Penerbang Angkatan Darat, Pasukan Rudal dan Artileri dari Kelompok Pasukan Rusia untuk kemenangan.
Militer Ukraina dengan cepat menolak klaim tersebut dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya "melindungi negara", meskipun Rusia telah memusatkan pasukannya di Soledar.
Nilai strategis Soledar telah diperdebatkan oleh analis militer karena ukuran kota yang relatif kecil. Lembaga pemikir yang berbasis di Washington, Institute for the Study of War (ISW), Kamis mengatakan bahwa operasi informasi Rusia telah melebih-lebihkan pentingnya Soledar.
Dalam penilaiannya, ISW mengatakan perebutan kota itu tidak akan memungkinkan pasukan Rusia untuk melakukan kontrol atas jalur komunikasi darat Ukraina (GLOC) yang kritis ke Bakhmut atau memposisikan pasukan Rusia dengan lebih baik untuk mengepung kota dalam jangka pendek.
Pada 13 Januari, 8.170 tentara Rusia telah tewas, sehingga jumlah total kerugian selama perang 11 bulan menjadi 114.930. Pada hari Jumat saja, Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan 740 kematian. Rata-rata, sekitar 628 tentara Rusia tewas per hari bulan ini.
Laporan terkait jumlah total tentara Rusia yang tewas ini datang bersamaan saat Moskow membanggakan kemenangan dalam pertempuran untuk Soledar, sebuah kota tambang garam Ukraina yang hanya berpenduduk 10.000 orang, dalam salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang tersebut.
"Kota Soledar, yang sangat penting untuk melanjutkan operasi ofensif yang sukses ke arah Donetsk, telah dibebaskan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (14/1/2023).
Rusia mengatakan bahwa kontrol kota akan memungkinkan pasukannya untuk memblokir rute pasokan pasukan Ukraina di Artyomovsk barat daya, dan memuji serangan tembakan terus-menerus yang diluncurkan ke musuh oleh Serangan Darat dan Penerbang Angkatan Darat, Pasukan Rudal dan Artileri dari Kelompok Pasukan Rusia untuk kemenangan.
Militer Ukraina dengan cepat menolak klaim tersebut dan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya "melindungi negara", meskipun Rusia telah memusatkan pasukannya di Soledar.
Nilai strategis Soledar telah diperdebatkan oleh analis militer karena ukuran kota yang relatif kecil. Lembaga pemikir yang berbasis di Washington, Institute for the Study of War (ISW), Kamis mengatakan bahwa operasi informasi Rusia telah melebih-lebihkan pentingnya Soledar.
Dalam penilaiannya, ISW mengatakan perebutan kota itu tidak akan memungkinkan pasukan Rusia untuk melakukan kontrol atas jalur komunikasi darat Ukraina (GLOC) yang kritis ke Bakhmut atau memposisikan pasukan Rusia dengan lebih baik untuk mengepung kota dalam jangka pendek.