Profil Valery Gerasimov, Sosok Pengganti Jenderal Armageddon Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Valery Gerasimov telah ditunjuk sebagai komandan baru menggantikan Jenderal Sergei Surokivin yang berjuluk "Jenderal Armageddon".
Valery Gerasimov diangkat oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu pada 14 Januari 2023 untuk mengawasi kampanye militer Moskow di Ukraina.
Kementerian pertahanan mengungkapkan perubahan tersebut dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan operasi militer di Ukraina setelah hampir setahun melakukan invasi.
Atas pergantian ini Pejabat Ukraina dan beberapa pihak di Barat mengatakan bahwa Rusia akan segera mencoba melancarkan serangan baru dan diperkirakan lebih besar dari sebelumnya.
Menurut Sky News, Valery Gerasimov merupakan tangan kanan Vladimir Putin dan menjadi salah satu dari tiga orang yang bertanggungjawab merencanakan invasi ke Ukraina. Dua diantaranya adalah sang Presiden dan Menteri Pertahanan.
Pria yang lahir pada 8 September 1955 ini merupakan seorang komandan veteran dari perang Chechnya kedua, saat itu dia menjabat sebagai wakil dari Jenderal Nikolai Makarov.
Gerasimov rencananya akan mengunjungi garis depan di wilayah Donbas timur pada bulan Mei. Karena pasukan di wilayah tersebut mengalami kerugian besar yang berdampak pada menurunnya moral.
Menurut beberapa laporan, Pria berusia 67 tahun tersebut dikatakan telah menyusun "doktrin Gerasimov", yang menggabungkan taktik militer, teknologi, informasi, diplomatik, ekonomi, budaya, dan lainnya untuk mencapai tujuan.
Dilansir dari New York Times, Jenderal Valery Gerasimov juga bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan operasi Rusia di Suriah.
Jenderal Valery Gerasimov lahir di Republik Tatarstan, Kazan, barat daya Rusia. Pada tahun 1977, dia lulus dari Tank Academy dan kemudian bertugas di Timur Jauh Rusia.
Setelah keruntuhan Soviet, dia menjabat sebagai komandan tentara selama Perang Chechnya kedua. Pada 2012, dalam perombakan besar komandan militer, Gerasimov diangkat menjadi kepala Staf Umum Rusia.
Diangkatnya Gerasimov ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklirnya ketika melakukan penyerangan.
Menteri Pertahanan, Shoigu bahkan berjanji untuk membangun gudang senjata yang lebih dalam, mendukung teknologi penerbangan untuk menghindari pertahanan udara dengan lebih baik dan meningkatkan produksi drone.
Nama Gerasimov bahkan menjadi salah satu nama yang digaris merahi oleh AS. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bahkan telah menetapkan sanksi atas segala perbuatannya.
Valery Gerasimov diangkat oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu pada 14 Januari 2023 untuk mengawasi kampanye militer Moskow di Ukraina.
Kementerian pertahanan mengungkapkan perubahan tersebut dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan operasi militer di Ukraina setelah hampir setahun melakukan invasi.
Atas pergantian ini Pejabat Ukraina dan beberapa pihak di Barat mengatakan bahwa Rusia akan segera mencoba melancarkan serangan baru dan diperkirakan lebih besar dari sebelumnya.
Menurut Sky News, Valery Gerasimov merupakan tangan kanan Vladimir Putin dan menjadi salah satu dari tiga orang yang bertanggungjawab merencanakan invasi ke Ukraina. Dua diantaranya adalah sang Presiden dan Menteri Pertahanan.
Pria yang lahir pada 8 September 1955 ini merupakan seorang komandan veteran dari perang Chechnya kedua, saat itu dia menjabat sebagai wakil dari Jenderal Nikolai Makarov.
Gerasimov rencananya akan mengunjungi garis depan di wilayah Donbas timur pada bulan Mei. Karena pasukan di wilayah tersebut mengalami kerugian besar yang berdampak pada menurunnya moral.
Menurut beberapa laporan, Pria berusia 67 tahun tersebut dikatakan telah menyusun "doktrin Gerasimov", yang menggabungkan taktik militer, teknologi, informasi, diplomatik, ekonomi, budaya, dan lainnya untuk mencapai tujuan.
Dilansir dari New York Times, Jenderal Valery Gerasimov juga bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan operasi Rusia di Suriah.
Jenderal Valery Gerasimov lahir di Republik Tatarstan, Kazan, barat daya Rusia. Pada tahun 1977, dia lulus dari Tank Academy dan kemudian bertugas di Timur Jauh Rusia.
Setelah keruntuhan Soviet, dia menjabat sebagai komandan tentara selama Perang Chechnya kedua. Pada 2012, dalam perombakan besar komandan militer, Gerasimov diangkat menjadi kepala Staf Umum Rusia.
Diangkatnya Gerasimov ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklirnya ketika melakukan penyerangan.
Menteri Pertahanan, Shoigu bahkan berjanji untuk membangun gudang senjata yang lebih dalam, mendukung teknologi penerbangan untuk menghindari pertahanan udara dengan lebih baik dan meningkatkan produksi drone.
Nama Gerasimov bahkan menjadi salah satu nama yang digaris merahi oleh AS. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bahkan telah menetapkan sanksi atas segala perbuatannya.
(ian)