Taiwan: Republik Indonesia Mitra Penting

Kamis, 12 Januari 2023 - 19:08 WIB
loading...
A A A
“Indonesia merupakan negara yang besar. Selama bertahun-tahun, kami telah menjalin hubungan dengan Indonesia. Saat ini, kami memiliki dua kantor perwakilan di Indonesia, yakni TETO di Jakarta dan di Surabaya. Kedekatan hubungan ini juga tercermin dari banyaknya investasi kami di sana,” terang Chung-kwang.

Chung-kwang menambahkan Taiwan sangat mengapresiasi Indonesia karena turut membantu membangun Taiwan yang sedang mengalami penuaan penduduk. Salah satunya melalui pengiriman PMI, baik formal ataupun non-formal. Dia berharap kerja sama ini akan dapat terjaga dan semakin menguat ke depannya.

Senada dengan Chung-kwang, Direktur Jenderal (Dirjen) Departemen Layanan Informasi Internasional Kemlu Taiwan, Catherine Y.M. Hsu, juga mengatakan Indonesia merupakan satu dari 18 negara yang masuk dalam daftar New Southbound Policy sehingga hubungan kedua pihak dapat menguat di berbagai bidang.

“Kerja sama yang sudah terbangun selama ini dengan Indonesia diharapkan dapat lebih meningkat. Kolaborasi ketenagakerjaan misalnya. Sektor itu telah menjadi pilar utama yang meningkatkan hubungan kedua pihak. Namun, kami juga berharap ASEAN dapat memperkuat hubungan politik dengan Taiwan,” kata Hsu.

Tetap Netral

Agustus tahun lalu, situasi di Selat Taiwan telah memanas setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, berkunjung ke Taipei. Meski fokus membahas kerja sama perdagangan dan ekonomi, kunjungan itu banyak diterjemahkan sebagai dukungan politik AS terhadap Taiwan mengingat Pelosi masih aktif menjabat di Parlemen.

China yang memperingatkan Pelosi untuk membatalkan kunjungannya telah marah besar. Angkatan Bersenjata China langsung menggelar latihan militer dengan melepaskan misil ke sekeliling Pulau Taiwan dan meluncurkan puluhan pesawat tempur. Selain itu, China menutup akses barang esensial menuju Taipei.

Indonesia berupaya untuk tetap netral dalam konflik ini. Namun, pemerintah tetap cemas ketegangan di Selat Taiwan akan dapat memengaruhi aktivitas perdagangan dan mendorong kedua pihak untuk menahan diri. Maklum, Taiwan merupakan pemain utama industri semikonduktor, chips utama perangkat elektronik.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, mengatakan posisi Indonesia dalam isu Taiwan tidak pernah berubah sejak 1970-an. Pemerintah tetap menghormati kebijakan Satu China dan tidak mengakui Taiwan, Hong Kong, Makau, dan Tibet sebagai wilayah yang terpisah dari Beijing.

“Kami menganut kebijakan Satu China,” ujar Faizasyah beberapa waktu lalu. Menurut para pengamat politik, Indonesia ingin menjaga hubungan perdagangan dengan Taiwan tanpa merusak hubungan dengan China. Karena itu, sama seperti berbagai konflik internasional yang lain, Indonesia tetap memilih bersikap netral.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)