Taiwan: Republik Indonesia Mitra Penting
loading...
A
A
A
TAIPEI - Sekalipun tidak memiliki hubungan diplomatik, Indonesia berhasil menjalin kedekatan dengan Taiwan . Hubungan itu bahkan berkembang positif selama 52 tahun terakhir menyusul meningkatnya arus perdagangan, investasi, dan imigrasi di antara kedua belah pihak.
Hubungan antara Indonesia dan Taiwan sudah terbentuk sejak 1970-an. Keduanya sukses membangun kemitraan dagang dan ekonomi yang sangat kuat. Menilik statistik, Taiwan telah banyak mengekspor produk elektrik ke Indonesia, sedangkan Indonesia telah banyak mengekspor produk baja dan besi ke Taiwan.
Sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), Indonesia dan Taiwan memiliki kedudukan yang setara dalam perdagangan. Jakarta dan Taipei juga saling menghormati satu sama lain mengingat aktivitas ekonomi menjadi tulang punggung utama hubungan bilateral kedua belah pihak.
Saat ini, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Namun, demi mengoptimalkan potensi perdagangan dan investasi dengan Taiwan, Indonesia membentuk Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei sebagai lembaga non-pemerintah, sedangkan Taiwan membentuk Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta.
Sejak kedua negara memiliki kantor perwakilan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Taiwan lebih teratur dan meningkat secara signifikan. Didorong berbagai program kerja sama, Jakarta dan Taipei telah mencatat total perdagangan hingga USD11,31 miliar pada 2021 dan USD690 juta sampai Juni tahun lalu.
Memasuki tahun 2000-an, Taiwan juga memperkuat hubungan dengan Indonesia melalui pertukaran budaya, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Lalu lintas imigrasi di antara kedua negara meningkat tajam. Pertukaran ini tidak hanya terjadi di antara pekerja, tapi juga pelajar, artis, dan aktivis dari beragam badan NGO.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, juga mendukung hal tersebut dengan membentuk New Southbound Policy sejak 2016, yakni program peningkatan kerja sama dengan 18 negara Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australasia. Program ini telah turut memperkuat kerja sama antara Taiwan dan Indonesia di bidang pertanian.
Melalui New Southbound Policy, hubungan people to people antara Indonesia dan Taiwan juga menguat. Bahkan, Taiwan menjadi salah satu destinasi utama pekerja migran Indonesia (PMI). Sampai akhir tahun lalu, sedikitnya terdapat 247 ribu PMI yang bekerja dan tersebar di seluruh Taiwan, terbanyak di New Taipei.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Taiwan, Tien Chung-kwang, mengatakan Indonesia bersama sembilan negara anggota Persatuan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya merupakan mitra penting di luar perdagangan dan ekonomi karena lokasinya strategis. Selain itu, kebudayaannya memiliki kemiripan.
Hubungan antara Indonesia dan Taiwan sudah terbentuk sejak 1970-an. Keduanya sukses membangun kemitraan dagang dan ekonomi yang sangat kuat. Menilik statistik, Taiwan telah banyak mengekspor produk elektrik ke Indonesia, sedangkan Indonesia telah banyak mengekspor produk baja dan besi ke Taiwan.
Sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), Indonesia dan Taiwan memiliki kedudukan yang setara dalam perdagangan. Jakarta dan Taipei juga saling menghormati satu sama lain mengingat aktivitas ekonomi menjadi tulang punggung utama hubungan bilateral kedua belah pihak.
Saat ini, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Namun, demi mengoptimalkan potensi perdagangan dan investasi dengan Taiwan, Indonesia membentuk Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei sebagai lembaga non-pemerintah, sedangkan Taiwan membentuk Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta.
Sejak kedua negara memiliki kantor perwakilan, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Taiwan lebih teratur dan meningkat secara signifikan. Didorong berbagai program kerja sama, Jakarta dan Taipei telah mencatat total perdagangan hingga USD11,31 miliar pada 2021 dan USD690 juta sampai Juni tahun lalu.
Memasuki tahun 2000-an, Taiwan juga memperkuat hubungan dengan Indonesia melalui pertukaran budaya, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Lalu lintas imigrasi di antara kedua negara meningkat tajam. Pertukaran ini tidak hanya terjadi di antara pekerja, tapi juga pelajar, artis, dan aktivis dari beragam badan NGO.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, juga mendukung hal tersebut dengan membentuk New Southbound Policy sejak 2016, yakni program peningkatan kerja sama dengan 18 negara Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australasia. Program ini telah turut memperkuat kerja sama antara Taiwan dan Indonesia di bidang pertanian.
Melalui New Southbound Policy, hubungan people to people antara Indonesia dan Taiwan juga menguat. Bahkan, Taiwan menjadi salah satu destinasi utama pekerja migran Indonesia (PMI). Sampai akhir tahun lalu, sedikitnya terdapat 247 ribu PMI yang bekerja dan tersebar di seluruh Taiwan, terbanyak di New Taipei.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Taiwan, Tien Chung-kwang, mengatakan Indonesia bersama sembilan negara anggota Persatuan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya merupakan mitra penting di luar perdagangan dan ekonomi karena lokasinya strategis. Selain itu, kebudayaannya memiliki kemiripan.