Organisasi Perlawanan Palestina, Tersebar di Jalur Gaza dan Tepi Barat

Jum'at, 06 Januari 2023 - 04:20 WIB
loading...
Organisasi Perlawanan Palestina, Tersebar di Jalur Gaza dan Tepi Barat
Organisasi Perlawanan Palestina, Tersebar di Jalur Gaza dan Tepi Barat. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Berbagai pihak berupaya mendorong perdamaian antara Israel dan Palestina . Namun, hingga kini titik terang soal perdamaian antara kedua belak pihak belum juga tercapai.

Perlawanan bersenjata terus dilakukan Palestina. Diketahui, Palestina pun mempunyai beberapa organisasi sebagai wadah perlawanan terhadap Israel. Seperti dikutip dari palestineun-org, Berikut beberapa organisasi perlawanan di Palestina.



1. Hamas
Hamas atau Harakat al-Muqawamah al Islamiyah merupakan gerakan perlawanan Islam. Pada akhir 1970-an, kelompok aktivis tergabung dalam IM (Ikhwanul Muslimin) serta aktif pada beragam jenis kegiatan amal. Di Jalur Gaza, kelompok ini aktif di berbagai masjid. Sementara di Tepi Barat kegiatannya terbatas pada universitas.

Proses terbentuknya Hamas dimulai pada peristiwa Intifada I yang terjadi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pada piagam 1988, Hamas menyatakan Palestina merupakan tanah air Islam yang tak akan bisa diserahkan kepada non-Muslim. Serangan Hamas semakin keras terhadap sasaran sipil dan militer yang mendorong Israel untuk menangkap sejumlah pemimpin Hamas, di antaranya adalah Sheikh Ahmed Yassin yang merupakan pendiri Hamas, pada 1989.

Sejak didirikan, Hamas pun menolak negosiasi yang menyerahkan tanah apa pun. Pada 2006, Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina serta menjadi penguasa de facto yang mengatur pemerintahan di Jalur Gaza, usai pertempuran pada 2007. Hamas dikenal karena perlawanan bersenjata terhadap Israel.



2. Fatah
Fatah atau Harakat al Tahrir al Watani al Filastini merupakan organisasi politik dan militer Palestina. Organisasi ini didirikan akhir 1950-an oleh Yasserr Arafat serta Khalil al Wazir yang bertujuan untuk merebut Palestina dari kendali Israel dengan perang gerilya.

Pada 1980-an, Fatah mulai mencari solusi dua negara melalui jalur politik. Para pemimpinnya juga merupakan pemain terkemuka pada proses perdamaian Oslo yang mendirikan otoritas Palestina. Fatah mulai menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan karena memperoleh dukungan dari Suriah serta mempunyai basis besar di Damaskus pada 1963.

Kemudian pada 1964, Fatah mulai melakukan operasi militer pertama saat meledakkan instalasi pompa air Israel. Pada 1988, PLO pimpinan Fatah mendeklarasikan kemerdekaan sebagai pemerintahan yang sah di pengasingan, mengakui adanya negara Israel, menolak terorisme, serta menganut solusi dua negara. Pada 1991, Israel dan PLO menandatangani perjanjian damai Kesepakatan Oslo. Pada akhir Oktober 2004, Arafat sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada November 2014. Mahmoud Abbas pun terpilih menjadi penerus Yasser Arafat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1268 seconds (0.1#10.140)