3 Pemimpin Komunis Terkejam di Dunia, Jutaan Jiwa Jadi Korban

Sabtu, 31 Desember 2022 - 21:26 WIB
loading...
3 Pemimpin Komunis Terkejam...
Gambar Mao Zedong, salah satu dari tiga mantan pemimpin komunis yang terkenal kejam. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Sejarah mencatat ada sejumlah pemimpin komunis kejam yang memimpin negaranya dengan “tangan besi”.

Dengan dalih revolusi ataupun ambisi yang kelewat batas, sejumlah pemimpin komunis di dunia justru bertindak sangat kejam dan banyak membunuh warganya.

Mereka menggunakan kekuasaan dan pengaruh, bertindak sesuka hati dan brutal. Berikut ini deretan pemimpin komunis terkejam di dunia.

1. Mao Zedong

Mao Zedong adalah pemimpin komunis di China. Bersama Vladimir Lenin dan Joseph Stalin, dia dianggap sebagai tokoh komunis terpenting dalam Perang Dingin.

Mengutip laman ThoughtCo, Sabtu (31/12/2022), Mao lahir pada 26 Desember 1893 di Shaoshan, Provinsi Hunan, China.



Sekitar tahun 1913-1918, dia belajar di Teacher’s Training School. Setelah itu, gagasan revolusioner Mao mulai berkembang.

Sekitar 1930, Mao Zedong menjadi Ketua Republik Soviet China di Jiangxi. Dalam kebijakannya, dia memberi teror dengan lebih dari 200.000 orang disiksa dan dibunuh.

Setelah mengalami perang saudara hingga pendudukan Jepang, Mao mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949. Pasukannya juga berhasil mengusir Partai Kuomintang (KMT) dan membuat Chiang Kai-Shek melarikan diri ke Taiwan.

Setelah masa itu, mulailah reformasi radikal di China. Dalam hal ini, para tuan tanah dieksekusi. Diduga ada sekitar 2 hingga 5 juta orang yang menjadi korban. Hasil jarahan tanah mereka kemudian diberikan kepada para petani miskin.

Kampanye kontrarevolusioner yang dilakukan Mao Zedong dilaporkan merenggut sekitar 800.000 nyawa tambahan. Sebagian besar korban adalah mantan anggota KMT, kaum intelektual, hingga pengusaha.

Kemudian, pada tahun 1953-1958, Mao meluncurkan Rencana Lima Tahun yang ditujukan untuk menjadikan China sebagai kekuatan industri besar. Dalam hal ini, dia memaksa para petani untuk meleburkan besi daripada merawat tanamannya.

Hasilnya, diperkirakan sekitar 30-40 juta orang China kelaparan pada kurun 1958-1960. Di akhir hayatnya, Mao Zedong menderita penyakit parkinson dan meninggal pada 9 September 1976.

2. Joseph Stalin

Joseph Stalin merupakan salah satu pemimpin terkejam di dunia. Dia adalah diktator Uni Soviet yang pernah menjadi penguasa sekitar 1929-1953.

Mengutip laman History, Stalin lahir dengan nama Josef Vissarionovich Djugashvili pada tahun 1878. Dia dibesarkan di kota Gori, Georgia, yang kala itu masuk bagian Kekaisaran Rusia.

Saat umurnya mencapai 30-an tahun, dia mengambil nama Stalin dari bahasa Rusia yang memiliki arti “Manusia Baja”. Dalam riwayatnya, dia berhasil merebut kekuasaan Partai Komunis pasca-Lenin meninggal.

Saat menjadi penguasa, Joseph Stalin meluncurkan rencana lima tahun yang ditujukan untuk mengubah Uni Soviet dari masyarakat petani menjadi negara adidaya industri.

Dalam kebijakannya, dia memusatkan kontrol kendali pemerintah atas ekonomi, termasuk kolektivisasi sektor pertanian. Jutaan petani yang menolak bekerja sama langsung ditembak atau diasingkan.

Sebagai hasil dari kolektivisasi paksa pertanian di Uni Soviet, negara tersebut justru dilanda kelaparan yang menewaskan jutaan orang.

Stalin memimpin dengan teror. Dia tak segan membunuh orang yang tak sepaham atau juga mengirimnya ke kamp kerja paksa sebagai hukumannya. Dia adalah orang yang harus bertanggung jawab atas kematian jutaan orang di zamannya.

3. Pol Pot

Pol Pot tak hanya identik dengan Khmer Merah. Dalam sejarahnya, di menjadi salah satu pemimpin komunis yang kejam.

Mengutip laman History, Pol Pot memimpin Kamboja sejak 1975 hingga 1979. Selama waktu tersebut, diperkirakan sekitar 1,5 - 2 juta orang Kamboja meninggal akibat kelaparan, kerja paksa, hingga dieksekusi.

Saloth Sar atau lebih dikenal Pol Pot lahir pada 1925 di Prek Sbauv, sekitar 100 mil utara Phnom Penh. Berasal dari keluarga kaya, sejak kecil dia telah mendapat pendidikan yang layak.

Dalam riwayatnya, Pol Pot bergabung dengan Partai Revolusioner Rakyat Khmer (KPRP) di bawah naungan Vietnam Utara. Sekitar tahun 1960, dia membantu mengubah KPRP menjadi partai yang secara khusus menganut paham Marxisme-Leninisme.

Seiring waktu, Pol Pot merencanakan revolusi secara perlahan. Muncul dengan tentara gerilya bernama Khmer Merah, mereka mulai melakukan pemberontakan dan berusaha mengambil kendali.

Pada 17 April 1975, Khmer Merah memenangkan perang saudara dan menguasai negara. Sekitar setengah juta warga Kamboja tewas dalam perang saudara tersebut. Namun, itu hanya permulaan saja.

Pasca-merebut kekuasaan, Khmer Merah mulai melucuti para pegawai negeri, guru, dokter, dan orang-orang kaya. Selain mengambil hartanya, mereka juga dipaksa untuk bekerja di ladang.

Apabila mengeluh atau memberontak, pasukan Khmer Merah tak segan untuk langsung membunuh mereka. Selama periode ini, jutaan orang meninggal karena kekurangan gizi dan kelelahan.

Di bawah rezim Pol Pot, negara menguasai aspek kehidupan termasuk uang, properti pribadi, dan sektor strategis lainnya. Pada akhir hayatnya, Pol Pot meninggal dunia karena serangan jantung pada 15 April 1988.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0987 seconds (0.1#10.140)