Permintaan Berobat Ditolak, Pemimpin Palestina Meninggal di Penjara Israel

Selasa, 20 Desember 2022 - 22:03 WIB
loading...
Permintaan Berobat Ditolak,...
Warga Palestina mengadakan protes di seluruh Gaza dan Tepi Barat setelah kematian Nasser Abu Hamid. Foto/New Arab
A A A
YERUSALEM - Pemimpin Palestina Nasser Abu Hamid meninggal dunia dalam penahanan Israel . Ia meninggal setelah pemerintah Zionis selama berbulan-bulan menolak pengobatan dan mengabaikan tindakan medis terhadap penyakit kanker yang dideritanya.

Salah satu pendiri Brigade Syuhada al-Aqsa itu meninggal beberapa jam setelah Israel akhirnya mengizinkan pihak keluarga untuk mengunjunginya. Saat itu, Abu Hamid sudah koma.

Dia meninggal di hadapan keluarganya, dan penjaga penjara Israel.

“Alhamdulillah, saya dan saudara laki-lakinya dapat melihatnya dan mengucapkan selamat tinggal,” kata ibu Abu Hamid kepada Radio Palestina pada Selasa (20/12/2022) pagi seperti dilansir dari New Arab.

Ia menambahkan bahwa dirinya berharap jenazah sang putra akan dibebaskan untuk dimakamkan.



Kondisi Abu Hamid telah memburuk secara signifikan saat layanan penjara Israel memindahkannya ke rumah sakit Israel dari penjara Ramleh.

Kesehatannya semakin memburuk sejak Agustus 2021, di mana ia mulai menderita sakit di dadanya.

Ia kemudian diketahui menderita kanker paru-paru, dan tumor akhirnya diangkat dari dadanya. Setelah itu dia dipindahkan ke penjara lain di Ashkelon.

Setelah operasi, kankernya kembali menggerogoti tubuhnya. Menurut kelompok hak asasi Palestina, dokter mengakui perlunya kemoterapi, tetapi pengobatan untuk Abu Hamid ditolak sampai penyakit itu menyebar dengan cepat di tubuhnya.



Meskipun dia diketahui telah berada di penghujung hidupnya, Israel masih menolak memberikan izin agar ia bisa berkumpul bersama keluarganya meskipun mendapat rekomendasi dari profesional kesehatan Israel.

Nasser Abu Hamid telah dipenjarakan oleh Israel tujuh kali sepanjang hidupnya yang produktif sebagai salah satu pendiri Brigade Syuhada al-Aqsa, sayap bersenjata gerakan politik Fattah.

Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam Intifada Palestina Kedua dan tetap berada di penjara Israel sejak 2002.

Klub Tahanan Palestina (PCC) mengungkapkan setidaknya 73 tahanan Palestina telah kehilangan nyawa mereka karena kelalaian medis selama penahanan di penjara Israel sejak 1967.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada bulan September, Abbas mengatakan orang-orang Palestina mengatakan kepada "tahanan heroik Nasser Abu Hamid dan rekan-rekannya bahwa fajar akan datang, dan inilah saatnya rantai mereka diputuskan".

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)