Reputasi Rusak Diduga Penyebab Wali Kota Seoul Bunuh Diri

Sabtu, 11 Juli 2020 - 06:30 WIB
loading...
A A A
Park meninggalkan catatan bunuh diri yang ditemukan di meja di kediamannya. Catatan itu bertanda tangan dan bertuliskan tangan. Dia mengucapkan terima kasih bagi orang yang bekerja bersama selama kariernya dan meminta maaf bagi keluarganya yang menyebabkan mereka "menderita".

Surat itu dirilis Pemerintah Kota Seoul atas izin keluarga Park kemarin pagi, setelah 12 jam jenazahnya ditemukan. "Saya meminta maaf kepada semua orang. Terima kasih bagi semua orang yang telah bersama saya sepanjang kehidupan saya," tulis Park, dilansir Reuters. "Saya meminta maaf kepada seluruh keluarga saya yang menderita dengan apa yang saya lakukan. Selamat jalan bagi kalian semua."

Terjebak Skandal Pelecehan Seksual

Sebelumnya polisi membenarkan bahwa seorang staf perempuan mengajukan klaim bahwa Park melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Tak lama kemudian, Park dilaporkan hilang. Namun, belum bisa dipastikan bahwa laporan ini menjadi salah satu faktor terkait kematiannya. Kantor berita Yonhap mengatakan, seorang mantan sekretaris Park mengajukan keluhan pada Rabu (8/7/2020) atas dugaan pelecehan seksual.

Park (64) tiga kali terpilih sebagai wali kota Seoul, dan dianggap sebagai salah satu calon presiden dari Partai Liberal Demokrat pimpinan Presiden Moon Jae-in. Dia tidak muncul untuk bekerja pada Kamis (2/7/2020), membatalkan pertemuan dengan seorang pejabat presiden di Balai Kota Seoul, ujar Kim Ji-hyeong, seorang pejabat dari Pemerintah Metropolitan Seoul. (Baca juga: Korut Tutup Pintu Perundingan dengan AS)

Petugas polisi, Lee Byeong-seok, mengatakan kepada wartawan bahwa Park terlihat oleh kamera keamanan pada pukul 10:53 waktu setempat di dekat pintu masuk ke area hutan di mana sinyal teleponnya terakhir terdeteksi. Polisi menemukan mayatnya setelah pencarian selama berjam-jam oleh 600 polisi dan petugas pemadam kebakaran menggunakan drone dan anjing di salah satu pegunungan Seoul, hanya beberapa menit dari pusat Kota Seoul yang ditinggali hampir 10 juta orang.

Sekitar tiga jam kemudian, tubuhnya dibawa keluar dari hutan oleh petugas forensik. Media dan kerumunan warga kemudian berkumpul di luar Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul pada Kamis malam di tengah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Park telah ditemukan dan dibawa ke sana.

Polisi mengonfirmasi tidak ada indikasi pembunuhan dalam kasus kematian Park. Namun, mereka tetap akan melaksanakan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian tersebut. Yonhap melaporkan, penyelidikan akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur kasus bunuh diri.

Park terpilih sebagai wali kota Seoul pada 2011 dan terpilih untuk masa jabatan ketiga dan terakhir pada Juni tahun lalu. Sebagai anggota Partai Liberal Demokrat yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in, Park dilaporkan sedang dipertimbangkan sebagai calon presiden potensial untuk pemilihan 2022.

Dengan terpilihnya kembali tahun lalu, Park menjadi wali kota pertama di Korea Selatan yang memimpin selama tiga periode. Di masa mudanya dia merupakan aktivis sipil dan pengacara hak asasi manusia, sekaligus pengkritik ketimpangan sosial dan korupsi di Korea Selatan. Sebagai seorang pengacara, ia berjasa dalam mengamankan hukuman pelecehan seksual pertama negara itu. Dia berseteru dengan Presiden Park Geun-hye, secara terbuka mendukung jutaan orang yang memprotesnya pada 2017 sebelum dia akhirnya didakwa dan dipenjara karena suap dan tuduhan lain. (Baca juga: Turunkan Ketegangan, Korut Batalkan Latihan perang di Perbatasan)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1244 seconds (0.1#10.140)