Jenderal Top Ukraina: Putin Rencanakan Serangan Baru dari Utara

Minggu, 18 Desember 2022 - 14:33 WIB
loading...
A A A
Sosok arsitek kunci dari serangan balasan besar-besaran Ukraina di wilayah selatan itu juga meningkatkan prospek Putin akan memerintahkan mobilisasi penuh di Rusia saat perang berlarut-larut, berpotensi menghasilkan jutaan orang untuk dikirim ke medan perang.

Ditanya apakah dia mengharapkan mobilisasi jutaan, Mayor Jenderal Kovalchuk berkata: "Saya pikir Putin sedang memikirkannya. Dan kami tidak dapat mengesampingkan opsi seperti itu. Kami harus siap untuk itu."

Mengenai apakah Ukraina akan mampu mengatasi kekuatan penyerbu yang begitu besar, dia berkata: "Tentu saja ya. Saya percaya bahwa posisi kita dan posisi mitra kita hari ini harus jelas. Jika Putin melakukan mobilisasi penuh, mitra kita adalah siap memberi kami semua kekuatan dan sarana untuk menghentikan bukan 300.000 tentara, tetapi satu juta tentara."

Pernyataan itu seolah memberi isyarat bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata mematikan dari Barat guna menghadapi ekspansi semacam itu.

"Kami membutuhkan lebih banyak senjata kolektif - bukan senapan serbu, tapi senapan mesin; bukan proyektil, tapi munisi tandan. Ada tindakan balasan yang sesuai dengan tindakan musuh. Kami yakin mitra kami akan membantu kami dalam masalah ini - itu yang ingin (kita) menang. Karena bukan hanya Ukraina yang menang hari ini, tetapi seluruh peradaban dunia. Dan kita harus menang," tegasnya.

Dalam waktu dekat, sang jenderal mengatakan Ukraina membutuhkan senjata dari sekutu Barat yang dimaksudkan untuk operasi ofensif.



“Kami membutuhkan tank dan pesawat. Kami juga membutuhkan sistem pertahanan udara yang andal yang setidaknya 95% efektif,” jelasnya.

Ia lantas berbicara tentang operasi pasukannya untuk merebut kembali wilayah pendudukan di sisi barat Sungai Dnipro di selatan, termasuk ibu kota regional Kherson pada 11 November.

Dia mengatakan tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan semua tentara Rusia di tepi barat sungai. Namun, tekanan waktu dan kekurangan amunisi pada akhirnya membuat Rusia dapat mundur.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1280 seconds (0.1#10.140)