ISIS Klaim Serangan Bom Kabul, China Desak Warganya Tinggalkan Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - China mendesak warganya untuk meninggalkan Afghanistan sesegera mungkin. Itu dilakukan menyusul serangan bom di sebuah hotel milik China di jantung Kabul yang diklaim oleh militan ISIS .
Nasihat perjalanan yang dikeluarkan China tampaknya menjadi kemunduran bagi para penguasa Taliban di Afghanistan yang mencari investasi asing dengan harapan menghentikan spiral penurunan ekonomi sejak mengambilalih negara itu setahun lalu.
Kelompok militan Negara Islam (ISIS) - saingan utama Taliban - mengaku bertanggung jawab atas serangan bom pada Senin sore di Hotel Kabul Longan. Serangan itu menyebabkan tiga penyerang tewas dan setidaknya dua tamu hotel terluka ketika mereka mencoba melarikan diri dengan melompat keluar jendela.
Tidak ada informasi tentang identitas tamu China yang terluka di hotel Kabul atau apa yang mereka lakukan di Afghanistan.
Pernyataan ISIS, yang dibawa oleh salah satu saluran Telegram militan yang digunakan oleh kelompok tersebut, mengatakan dua anggotanya menargetkan hotel tersebut karena sering dikunjungi oleh para diplomat dan dimiliki oleh "China komunis."
Lebih lanjut diklaim penyerang ISIS meledakkan dua tas dengan bahan peledak yang ditinggalkan di hotel sebelumnya, termasuk satu di aula utama, dan membakar sebagian hotel. Kelompok militan itu tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Ada laporan yang bertentangan mengenai jumlah korban. Pejabat Taliban mengatakan tiga penyerang tewas; klaim ISIS mengatakan hanya dua anggotanya yang ambil bagian dalam serangan itu, mengidentifikasi mereka dengan nama dan memposting foto mereka. Menurut Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah Taliban, dua warga asing terluka saat mereka melompat dari jendela hotel.
Namun, Rumah Sakit Darurat di Kabul mengatakan dalam sebuah tweet pada Senin bahwa mereka menerima 21 korban, termasuk tiga jenazah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut serangan itu mengerikan dan mengatakan Beijing "sangat terkejut".
Nasihat perjalanan yang dikeluarkan China tampaknya menjadi kemunduran bagi para penguasa Taliban di Afghanistan yang mencari investasi asing dengan harapan menghentikan spiral penurunan ekonomi sejak mengambilalih negara itu setahun lalu.
Kelompok militan Negara Islam (ISIS) - saingan utama Taliban - mengaku bertanggung jawab atas serangan bom pada Senin sore di Hotel Kabul Longan. Serangan itu menyebabkan tiga penyerang tewas dan setidaknya dua tamu hotel terluka ketika mereka mencoba melarikan diri dengan melompat keluar jendela.
Tidak ada informasi tentang identitas tamu China yang terluka di hotel Kabul atau apa yang mereka lakukan di Afghanistan.
Pernyataan ISIS, yang dibawa oleh salah satu saluran Telegram militan yang digunakan oleh kelompok tersebut, mengatakan dua anggotanya menargetkan hotel tersebut karena sering dikunjungi oleh para diplomat dan dimiliki oleh "China komunis."
Lebih lanjut diklaim penyerang ISIS meledakkan dua tas dengan bahan peledak yang ditinggalkan di hotel sebelumnya, termasuk satu di aula utama, dan membakar sebagian hotel. Kelompok militan itu tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Ada laporan yang bertentangan mengenai jumlah korban. Pejabat Taliban mengatakan tiga penyerang tewas; klaim ISIS mengatakan hanya dua anggotanya yang ambil bagian dalam serangan itu, mengidentifikasi mereka dengan nama dan memposting foto mereka. Menurut Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintah Taliban, dua warga asing terluka saat mereka melompat dari jendela hotel.
Namun, Rumah Sakit Darurat di Kabul mengatakan dalam sebuah tweet pada Senin bahwa mereka menerima 21 korban, termasuk tiga jenazah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut serangan itu mengerikan dan mengatakan Beijing "sangat terkejut".