Tak Takut China Marah, Anggota Parlemen Australia Akan Sambangi Taiwan
loading...
A
A
A
CANBERRA - Sekelompok anggota parlemen Australia akan berangkat ke Taiwan pada Minggu esok untuk melakukan kunjungan selama lima hari. Hal itu diungkapkan seorang juru bicara salah satu politisi, mempertaruhkan kemarahan China saat hubungan kedua negara mulai mencair.
Rincian kunjungan tersebut dikonfirmasikan kepada AFP oleh juru bicara Scott Buchholz, seorang anggota parlemen konservatif yang ada dalam delegasi tersebut.
Perjalanan bipartisan tersebut akan menjadi kunjungan ke Taiwan pertama dalam lebih dari tiga tahun, periode yang ditandai dengan gangguan panjang pada perjalanan udara yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Delegasi yang terdiri dari enam anggota parlemen itu termasuk anggota Partai Buruh yang berkuasa serta oposisi konservatif Partai Liberal dan sekutunya, Partai Nasional.
"Mantan wakil perdana menteri Barnaby Joyce, dari Partai Nasional, adalah bagian dari kelompok itu," kata juru bicara Buchholz seperti dikutip dari France 24, Sabtu (3/12/2022).
Menurut Weekend Australian para anggota parlemen dijadwalkan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dan pejabat senior lainnya.
Buchholz mengatakan kunjungan yang didukung oleh Taiwan itu bertujuan untuk menyampaikan keinginan untuk perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.
"Hanya karena kami berteman dengan Taiwan bukan berarti kami tidak bisa berteman dengan China," kata Buchholz kepada surat kabar tersebut.
Laporan itu mengatakan rencana perjalanan itu dirahasiakan untuk mencegah China melobi untuk menentangnya.
Sementara itu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berusaha mengecilkan arti penting misi tersebut.
"Sudah lama ada kunjungan 'backbench' ke Taiwan. Ini satu lagi. Ini bukan kunjungan pemerintah," katanya kepada wartawan menggunakan istilah untuk anggota parlemen yang tidak menjabat sebagi menteri.
Albanese mengatakan kedua partai politik utama Australia mendukung kebijakan "Satu China", yang mengakui Beijing, bukan Taipei, sambil mendukung status quo di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Ditanya tentang tujuan perjalanan, dia berkata: "Saya tidak tahu. Saya tidak akan pergi. Anda harus bertanya kepada mereka."
Presiden China Xi Jinping menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Australia ketika dia bertemu dengan Albanese di Indonesia bulan lalu untuk pertemuan puncak resmi pertama antara kedua negara dalam beberapa tahun.
Pertemuan itu dilihat sebagai pembukaan untuk hubungan yang lebih baik antara mitra dagang utama.
China dibuat marah oleh kesediaan Australia untuk membuat undang-undang menentang operasi pengaruh luar negeri, larangannya terhadap Huawei dari kontrak 5G dan seruannya untuk penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi virus Corona.
Beijing telah memberlakukan sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia dan membekukan kontak menteri dalam beberapa tahun terakhir.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, menolak kunjungan anggota parlemen negara asing ke pulau itu, menggambarkan hal itu sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negerinya.
Itu terlihat saat membalas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu dengan mengadakan latihan militer dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau itu.
Rincian kunjungan tersebut dikonfirmasikan kepada AFP oleh juru bicara Scott Buchholz, seorang anggota parlemen konservatif yang ada dalam delegasi tersebut.
Perjalanan bipartisan tersebut akan menjadi kunjungan ke Taiwan pertama dalam lebih dari tiga tahun, periode yang ditandai dengan gangguan panjang pada perjalanan udara yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Delegasi yang terdiri dari enam anggota parlemen itu termasuk anggota Partai Buruh yang berkuasa serta oposisi konservatif Partai Liberal dan sekutunya, Partai Nasional.
"Mantan wakil perdana menteri Barnaby Joyce, dari Partai Nasional, adalah bagian dari kelompok itu," kata juru bicara Buchholz seperti dikutip dari France 24, Sabtu (3/12/2022).
Menurut Weekend Australian para anggota parlemen dijadwalkan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dan pejabat senior lainnya.
Buchholz mengatakan kunjungan yang didukung oleh Taiwan itu bertujuan untuk menyampaikan keinginan untuk perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.
"Hanya karena kami berteman dengan Taiwan bukan berarti kami tidak bisa berteman dengan China," kata Buchholz kepada surat kabar tersebut.
Laporan itu mengatakan rencana perjalanan itu dirahasiakan untuk mencegah China melobi untuk menentangnya.
Sementara itu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berusaha mengecilkan arti penting misi tersebut.
"Sudah lama ada kunjungan 'backbench' ke Taiwan. Ini satu lagi. Ini bukan kunjungan pemerintah," katanya kepada wartawan menggunakan istilah untuk anggota parlemen yang tidak menjabat sebagi menteri.
Albanese mengatakan kedua partai politik utama Australia mendukung kebijakan "Satu China", yang mengakui Beijing, bukan Taipei, sambil mendukung status quo di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Ditanya tentang tujuan perjalanan, dia berkata: "Saya tidak tahu. Saya tidak akan pergi. Anda harus bertanya kepada mereka."
Presiden China Xi Jinping menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Australia ketika dia bertemu dengan Albanese di Indonesia bulan lalu untuk pertemuan puncak resmi pertama antara kedua negara dalam beberapa tahun.
Pertemuan itu dilihat sebagai pembukaan untuk hubungan yang lebih baik antara mitra dagang utama.
China dibuat marah oleh kesediaan Australia untuk membuat undang-undang menentang operasi pengaruh luar negeri, larangannya terhadap Huawei dari kontrak 5G dan seruannya untuk penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi virus Corona.
Beijing telah memberlakukan sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia dan membekukan kontak menteri dalam beberapa tahun terakhir.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, menolak kunjungan anggota parlemen negara asing ke pulau itu, menggambarkan hal itu sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negerinya.
Itu terlihat saat membalas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu dengan mengadakan latihan militer dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau itu.
(ian)