Amerika Serikat Sepakat Buat Sistem Pertahanan Udara untuk Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) mengumumkan kontrak senilai USD1,2 miliar untuk memproduksi enam Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS) untuk Ukraina.
Kontrak itu diumumkan di tengah konfliknya dengan Rusia. Kontrak itu diberikan kepada konglomerat pertahanan Raytheon.
“Pekerjaan akan dilakukan di Tewksbury, Massachusetts, dengan perkiraan tanggal penyelesaian 28 November 2025,” papar Departemen Pertahanan AS pada Rabu (30/11/2022).
Kiev sejauh ini telah menerima dua dari delapan unit NASAMS yang dijanjikan Washington. Sistem yang tersisa diharapkan akan dikirim ke Ukraina setelah dibangun.
Selain baterai NASAMS itu sendiri, kontrak tersebut mencakup peralatan dan suku cadang terkait, bersama dengan pelatihan dan dukungan logistik untuk militer Ukraina.
Proyek itu didanai sebagai bagian dari apa yang disebut Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI), yang memungkinkan pemerintahan Biden mendapatkan senjata dari industri pertahanan, alih-alih mengambilnya dari stok militer AS yang ada.
Ukraina mengatakan sangat membutuhkan sistem pertahanan udara, karena serangan rudal skala besar Rusia baru-baru ini terhadap sasaran militer dan infrastruktur energi.
Moskow meningkatkan tekanan terhadap Kiev sejak 10 Oktober, ketika menuduh Ukraina menggunakan "taktik teroris" dan menargetkan infrastruktur Rusia, termasuk Jembatan Crimea yang strategis.
Pentagon mengklaim sistem NASAMS yang baru disediakan sejauh ini menunjukkan tingkat keberhasilan 100% dalam mencegat rudal Rusia di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia, bagaimanapun, menegaskan setelah setiap rentetan rudal, semua sasaran yang dituju terkena.
Washington sejauh ini menjadi pendukung utama Kiev selama konflik dengan Moskow, memberikan pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bantuan militer senilai lebih dari USD19,8 miliar, termasuk perangkat keras canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Rusia telah lama mengkritik pasokan senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya. Moskow mengatakan mereka hanya memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow.
Kontrak itu diumumkan di tengah konfliknya dengan Rusia. Kontrak itu diberikan kepada konglomerat pertahanan Raytheon.
“Pekerjaan akan dilakukan di Tewksbury, Massachusetts, dengan perkiraan tanggal penyelesaian 28 November 2025,” papar Departemen Pertahanan AS pada Rabu (30/11/2022).
Kiev sejauh ini telah menerima dua dari delapan unit NASAMS yang dijanjikan Washington. Sistem yang tersisa diharapkan akan dikirim ke Ukraina setelah dibangun.
Selain baterai NASAMS itu sendiri, kontrak tersebut mencakup peralatan dan suku cadang terkait, bersama dengan pelatihan dan dukungan logistik untuk militer Ukraina.
Proyek itu didanai sebagai bagian dari apa yang disebut Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI), yang memungkinkan pemerintahan Biden mendapatkan senjata dari industri pertahanan, alih-alih mengambilnya dari stok militer AS yang ada.
Ukraina mengatakan sangat membutuhkan sistem pertahanan udara, karena serangan rudal skala besar Rusia baru-baru ini terhadap sasaran militer dan infrastruktur energi.
Moskow meningkatkan tekanan terhadap Kiev sejak 10 Oktober, ketika menuduh Ukraina menggunakan "taktik teroris" dan menargetkan infrastruktur Rusia, termasuk Jembatan Crimea yang strategis.
Pentagon mengklaim sistem NASAMS yang baru disediakan sejauh ini menunjukkan tingkat keberhasilan 100% dalam mencegat rudal Rusia di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia, bagaimanapun, menegaskan setelah setiap rentetan rudal, semua sasaran yang dituju terkena.
Washington sejauh ini menjadi pendukung utama Kiev selama konflik dengan Moskow, memberikan pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bantuan militer senilai lebih dari USD19,8 miliar, termasuk perangkat keras canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Rusia telah lama mengkritik pasokan senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya. Moskow mengatakan mereka hanya memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow.
(sya)