Protes Besar Pecah di Xinjiang, Massa Tuntut Lockdown Covid-19 Diakhiri
loading...
A
A
A
Protes di Urumqi dipicu oleh tragedi kebakaran di gedung bertingkat tinggi yang menewaskan 10 orang pada Kamis malam.
Pihak berwenang mengatakan bahwa penghuni gedung dapat turun, tetapi video upaya kru darurat yang dibagikan di media sosial China membuat banyak pengguna internet menduga bahwa penghuni tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian bangunan dikunci.
Pejabat Urumqi tiba-tiba mengadakan konferensi pers pada dini hari Sabtu, menyangkal bahwa tindakan lockdown Covid-19 telah menghambat pelarian dan penyelamatan tetapi mengatakan mereka akan menyelidiki lebih lanjut.
Seorang warga setempat mengatakan orang-orang bisa melarikan diri lebih cepat jika mereka lebih memahami keselamatan dari bahaya kebakaran.
Dali Yang, seorang ilmuwan politik di University of Chicago, mengatakan sikap "menyalahkan-korban" seperti itu akan membuat orang semakin marah.
"Kepercayaan publik hanya akan merosot lebih rendah," katanya kepada Reuters.
Para pengguna Weibo China menggambarkan insiden itu sebagai tragedi yang muncul dari desakan China untuk tetap berpegang pada kebijakan nol Covid-19.
Beberapa orang menyesali kemiripannya dengan kecelakaan mematikan pada bulan September dari sebuah bus karantina Covid-19.
“Apakah tidak ada sesuatu yang dapat kita renungkan untuk membuat beberapa perubahan,” bunyi sebuah esai yang menjadi viral di WeChat pada hari Jumat, mempertanyakan narasi resmi tentang kebakaran apartemen Urumqi.
China membela kebijakan nol Covid-19 khas Presiden Xi Jinping sebagai penyelamat jiwa dan diperlukan untuk mencegah sistem perawatan kesehatan yang berlebihan.
Pihak berwenang mengatakan bahwa penghuni gedung dapat turun, tetapi video upaya kru darurat yang dibagikan di media sosial China membuat banyak pengguna internet menduga bahwa penghuni tidak dapat melarikan diri tepat waktu karena sebagian bangunan dikunci.
Pejabat Urumqi tiba-tiba mengadakan konferensi pers pada dini hari Sabtu, menyangkal bahwa tindakan lockdown Covid-19 telah menghambat pelarian dan penyelamatan tetapi mengatakan mereka akan menyelidiki lebih lanjut.
Seorang warga setempat mengatakan orang-orang bisa melarikan diri lebih cepat jika mereka lebih memahami keselamatan dari bahaya kebakaran.
Dali Yang, seorang ilmuwan politik di University of Chicago, mengatakan sikap "menyalahkan-korban" seperti itu akan membuat orang semakin marah.
"Kepercayaan publik hanya akan merosot lebih rendah," katanya kepada Reuters.
Para pengguna Weibo China menggambarkan insiden itu sebagai tragedi yang muncul dari desakan China untuk tetap berpegang pada kebijakan nol Covid-19.
Beberapa orang menyesali kemiripannya dengan kecelakaan mematikan pada bulan September dari sebuah bus karantina Covid-19.
“Apakah tidak ada sesuatu yang dapat kita renungkan untuk membuat beberapa perubahan,” bunyi sebuah esai yang menjadi viral di WeChat pada hari Jumat, mempertanyakan narasi resmi tentang kebakaran apartemen Urumqi.
China membela kebijakan nol Covid-19 khas Presiden Xi Jinping sebagai penyelamat jiwa dan diperlukan untuk mencegah sistem perawatan kesehatan yang berlebihan.