Prancis, Jerman, Spanyol Lanjutkan Pengembangan Jet Tempur FCAS
loading...
A
A
A
Dassault Prancis, Airbus dan Indra—dua yang terakhir masing-masing mewakili Jerman dan Spanyol—terlibat dalam skema untuk mulai mengganti Rafale Prancis dan Eurofighters Jerman dan Spanyol mulai tahun 2040.
“Sekarang, sejumlah langkah formal di masing-masing negara harus diambil untuk memungkinkan penandatanganan kontrak yang cepat yang harus kami patuhi,” kata Airbus dalam komentar email.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel pertama kali mengumumkan rencana pada Juli 2017 untuk FCAS, yang akan mencakup jet tempur dan berbagai senjata terkait, termasuk drone.
Akhir-akhir ini, proyek yang awalnya dimaksudkan untuk menyatukan orang Eropa setelah krisis migrasi dan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Bulan lalu, Macron membatalkan pertemuan tingkat menteri Perancis-Jerman atas perselisihan dengan Berlin mengenai berbagai masalah termasuk proyek pertahanan dan energi.
Kedua belah pihak telah berjuang selama lebih dari setahun untuk menyetujui tahap selanjutnya dari pengembangan FCAS, meskipun pemerintah Prancis dan Jerman secara luas menyetujui proyek tersebut.
Beberapa sumber melihat kesalahan terletak pada Dassault, karena perusahaan telah menolak untuk mengalah dalam perselisihan jangka panjang atas hak kekayaan intelektual.
Sumber lain menyalahkan Airbus karena mendorong pembagian kerja yang lebih besar dari proyek yang dipimpin Dassault, bersikeras itu harus diberikan "pijakan yang sama" dengan perusahaan Prancis.
“Sekarang, sejumlah langkah formal di masing-masing negara harus diambil untuk memungkinkan penandatanganan kontrak yang cepat yang harus kami patuhi,” kata Airbus dalam komentar email.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel pertama kali mengumumkan rencana pada Juli 2017 untuk FCAS, yang akan mencakup jet tempur dan berbagai senjata terkait, termasuk drone.
Akhir-akhir ini, proyek yang awalnya dimaksudkan untuk menyatukan orang Eropa setelah krisis migrasi dan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Bulan lalu, Macron membatalkan pertemuan tingkat menteri Perancis-Jerman atas perselisihan dengan Berlin mengenai berbagai masalah termasuk proyek pertahanan dan energi.
Kedua belah pihak telah berjuang selama lebih dari setahun untuk menyetujui tahap selanjutnya dari pengembangan FCAS, meskipun pemerintah Prancis dan Jerman secara luas menyetujui proyek tersebut.
Beberapa sumber melihat kesalahan terletak pada Dassault, karena perusahaan telah menolak untuk mengalah dalam perselisihan jangka panjang atas hak kekayaan intelektual.
Sumber lain menyalahkan Airbus karena mendorong pembagian kerja yang lebih besar dari proyek yang dipimpin Dassault, bersikeras itu harus diberikan "pijakan yang sama" dengan perusahaan Prancis.
(min)