Pejabat Turki: Konflik di Ukraina Adalah Perang Rusia dengan Barat!
loading...
A
A
A
ANKARA - Barat menggunakan Ukraina untuk mengobarkan perang melawan Rusia . Hal itu disampaikan wakil pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di TĂĽrki, Numan Kurtulmus, kepada CNN Turk pada Jumat.
Bahkan, kata Kurtulmus, Barat telah menyabotase diplomasi Turki yang berupaya mengakhiri perang dengan negosiasi.
“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, ini adalah perang antara Rusia dan Barat,” kata Kurtulmus.
“AS dan beberapa negara di Eropa memperpanjang konflik dengan mendukung Ukraina," ujarnya.
Kurtulmus mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berbicara dengan Moskow dan Kiev, dan pada bulan Maret berhasil mengatur negosiasi di Istanbul yang tampak menjanjikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, akan menandatangani kesepakatan. "Tetapi seseorang tidak menginginkan hal itu terjadi," imbuh dia, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (19/11/2022).
Menurut media Ukraina, Kiev menerima pesan pada bulan April bahwa Barat tidak tertarik pada perdamaian dengan Rusia, yang mendorong Zelensky untuk menghentikan pembicaraan.
Utusan itu kabarnya tidak lain adalah perdana menteri Inggris saat itu, Boris Johnson.
“Ada kemajuan dalam isu-isu tertentu, dan kami mencapai titik akhir, lalu tiba-tiba kami melihat bahwa perang semakin cepat,” kata Kurtulmus kepada CNN Turk.
Bahkan, kata Kurtulmus, Barat telah menyabotase diplomasi Turki yang berupaya mengakhiri perang dengan negosiasi.
“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, ini adalah perang antara Rusia dan Barat,” kata Kurtulmus.
“AS dan beberapa negara di Eropa memperpanjang konflik dengan mendukung Ukraina," ujarnya.
Kurtulmus mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berbicara dengan Moskow dan Kiev, dan pada bulan Maret berhasil mengatur negosiasi di Istanbul yang tampak menjanjikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, akan menandatangani kesepakatan. "Tetapi seseorang tidak menginginkan hal itu terjadi," imbuh dia, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (19/11/2022).
Menurut media Ukraina, Kiev menerima pesan pada bulan April bahwa Barat tidak tertarik pada perdamaian dengan Rusia, yang mendorong Zelensky untuk menghentikan pembicaraan.
Utusan itu kabarnya tidak lain adalah perdana menteri Inggris saat itu, Boris Johnson.
“Ada kemajuan dalam isu-isu tertentu, dan kami mencapai titik akhir, lalu tiba-tiba kami melihat bahwa perang semakin cepat,” kata Kurtulmus kepada CNN Turk.