6 Standar Kecantikan Terunik di Dunia, dari Leher Panjang di Thailand Hingga Gigi Runcing di Indonesia!
loading...
A
A
A
BANGKOK - Sedari dulu kecantikan memiliki definisi yang berbeda-beda tergantung dari daerah dan kebudayaan mana yang mendefinisikan kecantikan itu sendiri.
Meski demikian, seiring berkembangnya zaman standar kecantikan mulai berubah.
Ciri-ciri seperti tubuh tinggi nan ramping, kulit putih, hidung mancung serta alis yang tebal merupakan contoh dari standar kecantikan yang diakui seluruh dunia.
Namun walau begitu, terdapat beberapa negara yang masih memiliki cara unik dalam menetapkan standar kecantikan.
Berikut ulasan standar kecantikan unik dari berbagai negara di dunia:
1. Leher Panjang di Myanmar
Suku Kayan adalah suku yang mendiami pedalaman Myanmar. Dalam tradisinya, mereka mempunyai tradisi kecantikan yang cukup unik, yaitu memanjangkan leher.
Untuk mendapatkan leher yang panjang, wanita Suku Karen menggunakan tumpukan cincin berbahan dasar kuningan yang dipasangkan pada leher mereka.
Para perempuan Karen sudah mulai dipasangkan cincin tersebut sejak usia 5 tahun. Mereka memulai dengan 2 hingga 3 tumpuk cincin, kemudian akan bertambah satu setiap 2 hingga 3 tahun.
Selain menjadi cantik, cincin kawat pada leher mereka juga difungsikan sebagai bentuk perlindungan diri dari binatang buas.
Konon, Suku Kayan hidup secara nomaden, maka besar kemungkinan bagi mereka untuk bertemu binatang buas. Dalam kesehariannya, perempuan Karen harus terus-menerus menggunakan cincin tersebut.
Cincin dapat dilepas sebentar saat dibersihkan, namun harus langsung dipakai kembali. Mereka hanya boleh melepas cincin dalam jangka waktu lama jika saat melahirkan atau menikah.
2. Tato Wajah di Selandia Baru
Dikenal sebagai Ta Moko, Suku Maori mengenakan simbol ini sebagai budaya dan status mereka di tubuh mereka dalam bentuk tato.
Cara tradisional untuk melakukannya adalah dengan menggunakan benda seperti penggaruk untuk menggali kulit mereka, memecahkan permukaan dan menggunakan pisau bermata datar untuk melapisi pola yang diukir dengan tinta hitam.
Saat ini, banyak dari mereka memilih senjata tato modern karena lebih nyaman dan meninggalkan garis yang lebih bersih.
Karena kepala dihormati sebagai bagian paling suci dari tubuh manusia, orang Maori lebih sering terlihat dengan tato wajah dan bibir mereka.
Laki-laki memakai tato wajah penuh sementara perempuan akan membuat bagian bawah wajah dan bibir mereka yang ditato.
3. Bibir Lebar di Ethiopia
Selanjutnya ada standar kecantikan dari Suku Surma yang menempati wilayah Selatan Ethiopia. Wanita Surma mempunyai tradisi kecantikan yang unik, yaitu meletakkan piringan di bibir untuk membesarkan bibir mereka.
Tradisi ekstrem ini dilakukan para perempuan Surma sejak usia remaja. Untuk memasang piringan tersebut, perempuan Surma akan menanggalkan dua sampai empat gigi mereka.
Kemudian, bibir bawah juga akan dipotong untuk menyesuaikan dengan ukuran piring. Piringan bibir yang digunakan terbuat dari tanah liat atau kayu dengan diameter 4 sampai 25 cm
4. Telinga Panjang di Kenya
Standar kecantikan unik dari benua Afrika lainnya datang dari Suku Maasai, Kenya. Para wanita Maasai menganggap standar kecantikan ideal mereka adalah mempunyai telinga yang panjang.
Para wanita akan meregangkan daun telinga mereka dengan anting-anting berat yang terbuat dari kayu, batu, hingga gading.
Mereka percaya bahwa semakin panjang daun telinga mereka, maka semakin cantik. Saat ada acara-acara besar, daun telinga mereka akan digantungkan dengan manik-manik sebagai perhiasan.
5. Tubuh Super Gemuk di Mauritania
Masih dari benua Afrika, jika umumnya bentuk tubuh yang diincar wanita untuk digapai ialah langsing atau kurus, berbeda dengan apa yang sudah menjadi tradisi di Mauritania.
Di sini, semakin gemuk perempuan maka semakin diakui cantik oleh masyarakat. Bahkan, kebanyakan gadis di sana mengalami force feeding atau dipaksa makan terus menerus oleh orangtua mereka dari kecil sampai mereka tumbuh gemuk dan muncul stretch mark di seluruh tubuh.
6. Gigi Runcing di Indonesia
Berlokasi di Sumatera Barat, perempuan suku Mentawai menajamkan gigi mereka dengan alat pahat dengan tujuan untuk membantu mereka mencari jodoh.
Mereka percaya bahwa gigi runcing merupakan simbol dari kecantikan baik itu dari dalam maupun luar. Proses penajamannya pun dilakukan tanpa obat penahan sakit apa pun.
Penulis:MB/Bijak Diaz Afianto
Meski demikian, seiring berkembangnya zaman standar kecantikan mulai berubah.
Ciri-ciri seperti tubuh tinggi nan ramping, kulit putih, hidung mancung serta alis yang tebal merupakan contoh dari standar kecantikan yang diakui seluruh dunia.
Namun walau begitu, terdapat beberapa negara yang masih memiliki cara unik dalam menetapkan standar kecantikan.
Berikut ulasan standar kecantikan unik dari berbagai negara di dunia:
1. Leher Panjang di Myanmar
Suku Kayan adalah suku yang mendiami pedalaman Myanmar. Dalam tradisinya, mereka mempunyai tradisi kecantikan yang cukup unik, yaitu memanjangkan leher.
Untuk mendapatkan leher yang panjang, wanita Suku Karen menggunakan tumpukan cincin berbahan dasar kuningan yang dipasangkan pada leher mereka.
Para perempuan Karen sudah mulai dipasangkan cincin tersebut sejak usia 5 tahun. Mereka memulai dengan 2 hingga 3 tumpuk cincin, kemudian akan bertambah satu setiap 2 hingga 3 tahun.
Selain menjadi cantik, cincin kawat pada leher mereka juga difungsikan sebagai bentuk perlindungan diri dari binatang buas.
Konon, Suku Kayan hidup secara nomaden, maka besar kemungkinan bagi mereka untuk bertemu binatang buas. Dalam kesehariannya, perempuan Karen harus terus-menerus menggunakan cincin tersebut.
Cincin dapat dilepas sebentar saat dibersihkan, namun harus langsung dipakai kembali. Mereka hanya boleh melepas cincin dalam jangka waktu lama jika saat melahirkan atau menikah.
2. Tato Wajah di Selandia Baru
Dikenal sebagai Ta Moko, Suku Maori mengenakan simbol ini sebagai budaya dan status mereka di tubuh mereka dalam bentuk tato.
Cara tradisional untuk melakukannya adalah dengan menggunakan benda seperti penggaruk untuk menggali kulit mereka, memecahkan permukaan dan menggunakan pisau bermata datar untuk melapisi pola yang diukir dengan tinta hitam.
Saat ini, banyak dari mereka memilih senjata tato modern karena lebih nyaman dan meninggalkan garis yang lebih bersih.
Karena kepala dihormati sebagai bagian paling suci dari tubuh manusia, orang Maori lebih sering terlihat dengan tato wajah dan bibir mereka.
Laki-laki memakai tato wajah penuh sementara perempuan akan membuat bagian bawah wajah dan bibir mereka yang ditato.
3. Bibir Lebar di Ethiopia
Selanjutnya ada standar kecantikan dari Suku Surma yang menempati wilayah Selatan Ethiopia. Wanita Surma mempunyai tradisi kecantikan yang unik, yaitu meletakkan piringan di bibir untuk membesarkan bibir mereka.
Tradisi ekstrem ini dilakukan para perempuan Surma sejak usia remaja. Untuk memasang piringan tersebut, perempuan Surma akan menanggalkan dua sampai empat gigi mereka.
Kemudian, bibir bawah juga akan dipotong untuk menyesuaikan dengan ukuran piring. Piringan bibir yang digunakan terbuat dari tanah liat atau kayu dengan diameter 4 sampai 25 cm
4. Telinga Panjang di Kenya
Standar kecantikan unik dari benua Afrika lainnya datang dari Suku Maasai, Kenya. Para wanita Maasai menganggap standar kecantikan ideal mereka adalah mempunyai telinga yang panjang.
Para wanita akan meregangkan daun telinga mereka dengan anting-anting berat yang terbuat dari kayu, batu, hingga gading.
Mereka percaya bahwa semakin panjang daun telinga mereka, maka semakin cantik. Saat ada acara-acara besar, daun telinga mereka akan digantungkan dengan manik-manik sebagai perhiasan.
5. Tubuh Super Gemuk di Mauritania
Masih dari benua Afrika, jika umumnya bentuk tubuh yang diincar wanita untuk digapai ialah langsing atau kurus, berbeda dengan apa yang sudah menjadi tradisi di Mauritania.
Di sini, semakin gemuk perempuan maka semakin diakui cantik oleh masyarakat. Bahkan, kebanyakan gadis di sana mengalami force feeding atau dipaksa makan terus menerus oleh orangtua mereka dari kecil sampai mereka tumbuh gemuk dan muncul stretch mark di seluruh tubuh.
6. Gigi Runcing di Indonesia
Berlokasi di Sumatera Barat, perempuan suku Mentawai menajamkan gigi mereka dengan alat pahat dengan tujuan untuk membantu mereka mencari jodoh.
Mereka percaya bahwa gigi runcing merupakan simbol dari kecantikan baik itu dari dalam maupun luar. Proses penajamannya pun dilakukan tanpa obat penahan sakit apa pun.
Penulis:MB/Bijak Diaz Afianto
(sya)