Presiden Steinmeier: Jerman dan Rusia Sekarang Menjadi Lawan
loading...
A
A
A
“Untuk Jerman, zaman angin sakal dimulai,” klaim Steinmeier.
Presiden Steinmer mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Moskow oleh Berlin juga merugikan Jerman.
Namun, dia mengatakan kekuatan ekonomi Eropa tidak punya pilihan lain selain memperkenalkan tindakan sanksi.
Steinmeier melanjutkan dengan mengeklaim bahwa sanksi, terlepas dari konsekuensi yang jelas merugikan, adalah kepentingan terbaik Jerman dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa perjuangan Berlin untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada “rezim yang menggunakan energi sebagai senjata". Bagi Jerman, tantangan saat ini adalah “ujian asam”, yang harus dihadapi bangsa.
Segera setelah dimulainya operasi militer Rusia melawan Ukraina, Jerman bersama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat, "menampar" Rusia dengan sanksi ekonomi yang luas.
Berlin juga mengabaikan penolakan awalnya untuk memasok pasukan Kiev dengan persenjataan ofensif, dan sekarang menyediakannya dengan artileri, roket, sistem rudal anti-pesawat, dan meriam yang dipasang di kendaraan.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata seperti itu oleh anggota NATO hanya akan memperpanjang pertempuran di Ukraina dan membuat blok militer pimpinan AS menjadi pihak de facto dalam konflik tersebut.
Lihat Juga: Siapa Calin Georgescu? Capres Rumania Anti-NATO yang Menang Pemilu Putaran Pertama dengan Modal TikTok
Presiden Steinmer mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan pada Moskow oleh Berlin juga merugikan Jerman.
Namun, dia mengatakan kekuatan ekonomi Eropa tidak punya pilihan lain selain memperkenalkan tindakan sanksi.
Steinmeier melanjutkan dengan mengeklaim bahwa sanksi, terlepas dari konsekuensi yang jelas merugikan, adalah kepentingan terbaik Jerman dalam jangka panjang.
Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa perjuangan Berlin untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada “rezim yang menggunakan energi sebagai senjata". Bagi Jerman, tantangan saat ini adalah “ujian asam”, yang harus dihadapi bangsa.
Segera setelah dimulainya operasi militer Rusia melawan Ukraina, Jerman bersama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat, "menampar" Rusia dengan sanksi ekonomi yang luas.
Berlin juga mengabaikan penolakan awalnya untuk memasok pasukan Kiev dengan persenjataan ofensif, dan sekarang menyediakannya dengan artileri, roket, sistem rudal anti-pesawat, dan meriam yang dipasang di kendaraan.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata seperti itu oleh anggota NATO hanya akan memperpanjang pertempuran di Ukraina dan membuat blok militer pimpinan AS menjadi pihak de facto dalam konflik tersebut.
Lihat Juga: Siapa Calin Georgescu? Capres Rumania Anti-NATO yang Menang Pemilu Putaran Pertama dengan Modal TikTok
(min)