ISIS Serang Situs Suci, Komandan IRGC: Iran Akan Balas!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran akan membalas setelah serangan yang diklaim oleh Negara Islam (ISIS) di sebuah situs suci yang menewaskan 15 orang. Ancaman itu diumbar komandan pasukan elit Iran, Garda Revolusi (IRGC).
Serangan itu akan menambah tekanan pada pemerintah yang telah menghadapi demonstrasi tanpa henti oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat sejak kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, pada 16 September lalu dalam tahanan polisi.
"Kami dengan tegas menyatakan: api balas dendam rakyat Iran akhirnya akan mengejar mereka dan menghukum mereka atas perbuatan memalukan mereka," kata Hossein Salami seperti dikutip Reuters dari kantor berita semi-resmi Tasnim, Kamis (27/10/2022).
Pejabat Iran mengatakan mereka telah menangkap seorang pria bersenjata yang melakukan serangan di kuil Shah Cheragh di kota Shiraz. Media pemerintah Iran menyalahkan "teroris takfiri" - label yang digunakan Teheran untuk militan Muslim Sunni garis keras seperti ISIS.
ISIS, yang pernah menjadi ancaman keamanan di Timur Tengah, sebelumnya kerap mengklaim aksi kekerasan di Iran, termasuk serangan kembar mematikan pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menyalahkan aksi protes yang melanda Iran karena membuka jalan bagi serangan Shiraz, dan Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran akan merespons, menurut media pemerintah.
Rekaman CCTV yang disiarkan di TV pemerintah pada hari Kamis menunjukkan penyerang memasuki kuil setelah menyembunyikan senapan serbu di dalam tas dan menembak ketika para jamaah mencoba melarikan diri dan bersembunyi di koridor.
Pelaku kemudian ditangkap oleh polisi setelah ditembak dan terluka. Media pemerintah mengatakan pelaku bukan orang Iran, tetapi tidak mengungkapkan kewarganegaraan pelaku.
Para pejabat telah menyerukan tiga hari berkabung di provinsi selatan Fars, setelah serangan di ibu kota provinsi Shiraz.
Serangan itu akan menambah tekanan pada pemerintah yang telah menghadapi demonstrasi tanpa henti oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat sejak kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, pada 16 September lalu dalam tahanan polisi.
"Kami dengan tegas menyatakan: api balas dendam rakyat Iran akhirnya akan mengejar mereka dan menghukum mereka atas perbuatan memalukan mereka," kata Hossein Salami seperti dikutip Reuters dari kantor berita semi-resmi Tasnim, Kamis (27/10/2022).
Pejabat Iran mengatakan mereka telah menangkap seorang pria bersenjata yang melakukan serangan di kuil Shah Cheragh di kota Shiraz. Media pemerintah Iran menyalahkan "teroris takfiri" - label yang digunakan Teheran untuk militan Muslim Sunni garis keras seperti ISIS.
ISIS, yang pernah menjadi ancaman keamanan di Timur Tengah, sebelumnya kerap mengklaim aksi kekerasan di Iran, termasuk serangan kembar mematikan pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menyalahkan aksi protes yang melanda Iran karena membuka jalan bagi serangan Shiraz, dan Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Iran akan merespons, menurut media pemerintah.
Rekaman CCTV yang disiarkan di TV pemerintah pada hari Kamis menunjukkan penyerang memasuki kuil setelah menyembunyikan senapan serbu di dalam tas dan menembak ketika para jamaah mencoba melarikan diri dan bersembunyi di koridor.
Pelaku kemudian ditangkap oleh polisi setelah ditembak dan terluka. Media pemerintah mengatakan pelaku bukan orang Iran, tetapi tidak mengungkapkan kewarganegaraan pelaku.
Para pejabat telah menyerukan tiga hari berkabung di provinsi selatan Fars, setelah serangan di ibu kota provinsi Shiraz.