Jerman Didesak Beli Gas dari Rusia setelah Perang Ukraina Usai

Senin, 24 Oktober 2022 - 22:00 WIB
loading...
Jerman Didesak Beli Gas dari Rusia setelah Perang Ukraina Usai
Perdana Menteri Negara Bagian Saxony Jerman Michael Kretschmer. Foto/Global Look Press/Wolfgang Kumm
A A A
BERLIN - Jerman perlu kembali membeli gas dari Rusia segera setelah konflik di Ukraina berakhir. Seruan itu diungkapkan Perdana Menteri Negara Bagian Saxony di bagian timur Jerman, Michael Kretschmer.

Menurut dia pada Sabtu (22/10/2022), bangsanya masih membutuhkan "pipa gas" dari Rusia.

“Ketika perang berakhir, kita harus menggunakan gas dari Rusia lagi,” ujar Kretschmer kepada tabloid Jerman Bild edisi akhir pekan ketika ditanya apa yang akan dia katakan kepada orang-orang yang menuntut pembangunan pipa gas Nord Stream 2 Rusia.



Nord Stream 2 adalah salah satu dari dua pipa yang dirancang untuk mengirimkan gas alam dari Rusia ke Jerman melalui rute di sepanjang dasar Laut Baltik.

Proyek ini dihentikan pada akhir Februari karena Jerman menghentikan proses sertifikasinya ketika Rusia mengakui kedua republik Donbass sebagai negara independen.

Kretschmer yakin Jerman akan membutuhkan infrastruktur pipa gas Rusia untuk dipulihkan sepenuhnya jika ingin memastikan pasokan energi yang cukup.



Dia ditanya apakah dia yakin dua pipa Nord Stream yang rusak dalam dugaan tindakan sabotase pada akhir September akan diperbaiki.

“Kita akan membutuhkan gas pipa dan itu hanya mungkin dengan pipa yang berfungsi,” ujar dia kepada Bild.

“Rusia seharusnya tidak menjadi satu-satunya pemasok energi untuk Jerman di masa depan,” papar dia.

Dia menambahkan, Berlin juga harus mengamankan kontrak gas jangka panjang dengan Amerika Serikat (AS), Qatar, dan negara-negara Arab lainnya, serta “mengembangkan (ladang gas kita sendiri) di Laut Utara.”

Kata-katanya muncul di tengah krisis energi akut di Jerman karena Uni Eropa (UE) berusaha melepaskan diri dari pasokan energi Rusia.

“Kebijakan sanksi Brussel terhadap Moskow sejauh ini membawa lebih banyak keburukan daripada kebaikan bagi Jerman,” ungkap Kretschmer.

"Tsunami ekonomi sedang meningkat sekarang," ujar dia.

Menurutnya, pengusaha di Saxony menghadapi perjuangan “dramatis” “untuk bertahan hidup” dan banyak dari mereka “akan menyerah” dalam hitungan “pekan, bukan bulan.”

Kretschmer juga mengatakan langkah-langkah bantuan pemerintah federal belum dilaksanakan dengan benar, sementara tips hemat energi Berlin hanya "membuat orang kesal."

Perdana menteri juga menyerukan solusi diplomatik cepat untuk konflik yang sedang berlangsung.

Dia menambahkan Uni Eropa harus bekerja sama dengan AS, China, India dan Jepang untuk menghentikan perang.

Pada saat yang sama, dia mengatakan “tidak ada satu alasan pun mengapa Ukraina harus menyerahkan bahkan satu meter persegi wilayahnya.”

“Rusia juga harus mengkompensasi semua kerusakan akibat konflik yang terjadi di Ukraina,” papar dia.

Empat bekas wilayah Ukraina, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta wilayah Kherson dan Zaporozhye, secara resmi dinyatakan sebagai bagian dari Rusia pada awal Oktober, setelah para pemilih di wilayah tersebut sangat mendukung langkah tersebut dalam referendum.

Kiev dan negara-negara Barat, termasuk Jerman, menyatakan pemungutan suara itu "palsu" dan terus memandang wilayah itu sebagai bagian dari Ukraina.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)