Sosok Surovikin, Jenderal Kejam Komandan Perang Rusia di Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah menunjuk Jenderal Sergey Surovikin sebagai komandan baru Rusia dalam perangnya di Ukraina . Surovikin dikenal sebagai jenderal kejam yang telah terlibat perang di Tajikistan, Chechnya, dan Suriah.
Penunjukan Surovikin terjadi di tengah serangkaian kemunduran militer dan meningkatnya ketidakpuasan di Rusia atas invasinya di Ukraina.
Jenderal Surovikin ditunjuk sebagai komandan baru perang Rusia pada hari Sabtu setelah pemecatan dua komandan militer senior Moskow karena Kiev merebut kembali wilayahnya di timur laut dan selatan.
Pada hari yang sama, ledakan dahsyat mengguncang Jembatan Crimea atau Jembatan Kerch—penghubung utama antara daratan Rusia dan Crimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Moskow pada 2014.
Siapa Surovikin?
Jenderal Surovikin lahir pada 1966 di kota Novosibirsk, Siberia. Dia telah menjadi komandan kelompok militer selatan Rusia pada Juni.
Dia menerima gelar "Hero of Russia" dan dianugerahi medali untuk layanannya di Suriah pada tahun 2017 di mana dia memimpin ekspedisi militer Rusia sebagai komandan Pasukan Dirgantara.
Dia dikenal benar-benar kejam di kalangan militer Rusia, menurut sebuah laporan Jamestown Foundation, sebuah lembaga think-tank kebijakan pertahanan Amerika Serikat.
“Surovikin membuat karier bintang di eselon Staf Umum dan Kementerian Pertahanan setelah 2008, selama reformasi militer radikal yang membutuhkan kekejaman,” bunyi laporan lembaga tersebut.
"Kesiapannya untuk melaksanakan perintah dengan penuh semangat mengalahkan setiap pertanyaan potensial tentang dirinya," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
Surovikin dipenjara dua kali. Pertama kali selama enam bulan setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga demonstran di Ibu Kota Rusia, Moskow, selama kudeta Agustus 1991 yang menjadi awal runtuhnya Uni Soviet.
Dia kemudian dibebaskan tanpa pengadilan. Empat tahun kemudian, dia menerima hukuman—kemudian dibatalkan—karena perdagangan senjata ilegal.
Yang Paling Kompeten
Jenderal itu dituduh mengawasi pegeboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo di Suriah, di mana Rusia campur tangan di pihak Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Oktober 2020, Human Rights Watch mendaftarkannya sebagai salah satu komandan “yang mungkin memikul tanggung jawab komando atas pelanggaran” selama serangan 2019-2020 di Idlib, Suriah.
Dalam komentar publik yang langka, Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner--yang banyak dikerahkan di Suriah--menyebut Surovikin sebagai "sosok legendaris".
"Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia," katanya.
Rusia telah merombak pasukannya di Ukraina ketika mencoba untuk membendung kerugian yang telah dihadapi sebagai akibat dari serangan balik Ukraina yang kuat.
Beberapa pengamat percaya penunjukan Surovikin menandakan bahwa Rusia akan memusatkan upaya perangnya di satu wilayah.
“Mungkin Luhansk, mungkin Donetsk, mungkin di selatan. Apa yang kami lihat adalah menyusutnya operasi Rusia,” kata Alexandre Vautravers, dari Swiss Military Review.
Pasukan Rusia diusir dari sebagian besar wilayah timur laut Kharkiv pada awal September oleh serangan balasan Ukraina yang memungkinkan Kiev untuk merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayahnya.
Pasukan Rusia juga kehilangan wilayah di wilayah selatan Kherson serta pusat transportasi Lyman di Ukraina timur.
Pada hari Sabtu, seorang pejabat yang didukung Kremlin di Kherson mengumumkan evakuasi sebagian warga sipil dari provinsi selatan.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Penunjukan Surovikin terjadi di tengah serangkaian kemunduran militer dan meningkatnya ketidakpuasan di Rusia atas invasinya di Ukraina.
Jenderal Surovikin ditunjuk sebagai komandan baru perang Rusia pada hari Sabtu setelah pemecatan dua komandan militer senior Moskow karena Kiev merebut kembali wilayahnya di timur laut dan selatan.
Pada hari yang sama, ledakan dahsyat mengguncang Jembatan Crimea atau Jembatan Kerch—penghubung utama antara daratan Rusia dan Crimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Moskow pada 2014.
Siapa Surovikin?
Jenderal Surovikin lahir pada 1966 di kota Novosibirsk, Siberia. Dia telah menjadi komandan kelompok militer selatan Rusia pada Juni.
Dia menerima gelar "Hero of Russia" dan dianugerahi medali untuk layanannya di Suriah pada tahun 2017 di mana dia memimpin ekspedisi militer Rusia sebagai komandan Pasukan Dirgantara.
Dia dikenal benar-benar kejam di kalangan militer Rusia, menurut sebuah laporan Jamestown Foundation, sebuah lembaga think-tank kebijakan pertahanan Amerika Serikat.
“Surovikin membuat karier bintang di eselon Staf Umum dan Kementerian Pertahanan setelah 2008, selama reformasi militer radikal yang membutuhkan kekejaman,” bunyi laporan lembaga tersebut.
"Kesiapannya untuk melaksanakan perintah dengan penuh semangat mengalahkan setiap pertanyaan potensial tentang dirinya," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
Surovikin dipenjara dua kali. Pertama kali selama enam bulan setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga demonstran di Ibu Kota Rusia, Moskow, selama kudeta Agustus 1991 yang menjadi awal runtuhnya Uni Soviet.
Dia kemudian dibebaskan tanpa pengadilan. Empat tahun kemudian, dia menerima hukuman—kemudian dibatalkan—karena perdagangan senjata ilegal.
Yang Paling Kompeten
Jenderal itu dituduh mengawasi pegeboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo di Suriah, di mana Rusia campur tangan di pihak Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Oktober 2020, Human Rights Watch mendaftarkannya sebagai salah satu komandan “yang mungkin memikul tanggung jawab komando atas pelanggaran” selama serangan 2019-2020 di Idlib, Suriah.
Dalam komentar publik yang langka, Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner--yang banyak dikerahkan di Suriah--menyebut Surovikin sebagai "sosok legendaris".
"Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia," katanya.
Rusia telah merombak pasukannya di Ukraina ketika mencoba untuk membendung kerugian yang telah dihadapi sebagai akibat dari serangan balik Ukraina yang kuat.
Beberapa pengamat percaya penunjukan Surovikin menandakan bahwa Rusia akan memusatkan upaya perangnya di satu wilayah.
“Mungkin Luhansk, mungkin Donetsk, mungkin di selatan. Apa yang kami lihat adalah menyusutnya operasi Rusia,” kata Alexandre Vautravers, dari Swiss Military Review.
Pasukan Rusia diusir dari sebagian besar wilayah timur laut Kharkiv pada awal September oleh serangan balasan Ukraina yang memungkinkan Kiev untuk merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayahnya.
Pasukan Rusia juga kehilangan wilayah di wilayah selatan Kherson serta pusat transportasi Lyman di Ukraina timur.
Pada hari Sabtu, seorang pejabat yang didukung Kremlin di Kherson mengumumkan evakuasi sebagian warga sipil dari provinsi selatan.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(min)