Sosok Surovikin, Jenderal Kejam Komandan Perang Rusia di Ukraina
loading...
A
A
A
"Kesiapannya untuk melaksanakan perintah dengan penuh semangat mengalahkan setiap pertanyaan potensial tentang dirinya," lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
Surovikin dipenjara dua kali. Pertama kali selama enam bulan setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga demonstran di Ibu Kota Rusia, Moskow, selama kudeta Agustus 1991 yang menjadi awal runtuhnya Uni Soviet.
Dia kemudian dibebaskan tanpa pengadilan. Empat tahun kemudian, dia menerima hukuman—kemudian dibatalkan—karena perdagangan senjata ilegal.
Yang Paling Kompeten
Jenderal itu dituduh mengawasi pegeboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo di Suriah, di mana Rusia campur tangan di pihak Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Oktober 2020, Human Rights Watch mendaftarkannya sebagai salah satu komandan “yang mungkin memikul tanggung jawab komando atas pelanggaran” selama serangan 2019-2020 di Idlib, Suriah.
Dalam komentar publik yang langka, Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner--yang banyak dikerahkan di Suriah--menyebut Surovikin sebagai "sosok legendaris".
"Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia," katanya.
Rusia telah merombak pasukannya di Ukraina ketika mencoba untuk membendung kerugian yang telah dihadapi sebagai akibat dari serangan balik Ukraina yang kuat.
Beberapa pengamat percaya penunjukan Surovikin menandakan bahwa Rusia akan memusatkan upaya perangnya di satu wilayah.
Surovikin dipenjara dua kali. Pertama kali selama enam bulan setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga demonstran di Ibu Kota Rusia, Moskow, selama kudeta Agustus 1991 yang menjadi awal runtuhnya Uni Soviet.
Dia kemudian dibebaskan tanpa pengadilan. Empat tahun kemudian, dia menerima hukuman—kemudian dibatalkan—karena perdagangan senjata ilegal.
Yang Paling Kompeten
Jenderal itu dituduh mengawasi pegeboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo di Suriah, di mana Rusia campur tangan di pihak Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Oktober 2020, Human Rights Watch mendaftarkannya sebagai salah satu komandan “yang mungkin memikul tanggung jawab komando atas pelanggaran” selama serangan 2019-2020 di Idlib, Suriah.
Dalam komentar publik yang langka, Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner--yang banyak dikerahkan di Suriah--menyebut Surovikin sebagai "sosok legendaris".
"Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia," katanya.
Rusia telah merombak pasukannya di Ukraina ketika mencoba untuk membendung kerugian yang telah dihadapi sebagai akibat dari serangan balik Ukraina yang kuat.
Beberapa pengamat percaya penunjukan Surovikin menandakan bahwa Rusia akan memusatkan upaya perangnya di satu wilayah.