Presiden Belarusia Merasa Terancam Serangan Nuklir dari Polandia

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 06:15 WIB
loading...
Presiden Belarusia Merasa...
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Saint Petersburg, Rusia, 25 Juni 2022. Foto/Sputnik/Mikhail Metzel/REUTERS
A A A
MINSK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengaku menghadapi kemungkinan serangan nuklir taktis dari Polandia.

Pernyataan pada Kamis (6/10/2022) itu sebagai tanggapan atas pengungkapan bahwa Warsawa dan Washington telah melakukan pembicaraan "berbagi nuklir".

Lukashenko mengatakan dia akan membahas masalah ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan kemarin bahwa mereka telah setuju dengan Amerika untuk menjadi tuan rumah gudang senjata di Polandia. Apa yang memberitahu kita? Bahwa kami benar-benar menghadapi serangan dengan senjata nuklir taktis,” ujar Lukashenko kepada saluran TV STV.



“Karena Belarusia tidak memiliki senjata nuklirnya sendiri, maka perlu mengambil langkah-langkah yang tepat sebagai tanggapan,” ujar Lukashenko.

Dia mengaku akan membahas hal ini dengan Kremlin. Duda mengatakan kepada Gazeta Polska dalam wawancara yang diterbitkan pada Rabu bahwa Warsawa telah meminta AS berpartisipasi dalam program "berbagi nuklir"-nya.

“Kami telah berbicara dengan para pemimpin Amerika tentang apakah AS sedang mempertimbangkan kemungkinan seperti itu. Masalahnya tetap terbuka,” ujar presiden Polandia itu.



Menanggapi pernyataan Duda, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Guardian bahwa AS “tidak mengetahui masalah ini diangkat.”

Pada Kamis sore, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan mereka “tidak mengetahui item khusus ini diangkat … Dan saya dapat mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki rencana menyebarkan senjata nuklir di wilayah anggota NATO yang telah bergabung dengan NATO pasca-1997.” Polandia bergabung dengan blok itu pada 1999.

Saat ini, senjata nuklir AS dikerahkan di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki. Sebagai bagian dari proposal keamanannya pada Desember 2021, Rusia bersikeras memulangkan senjata-senjata ini, tetapi AS dan NATO menolak.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1785 seconds (0.1#10.140)