Mengapa Rusia Melihat Ukraina sebagai Ancaman? Ini Jawaban Lavrov

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 00:45 WIB
loading...
Mengapa Rusia Melihat Ukraina sebagai Ancaman? Ini Jawaban Lavrov
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Seruan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky agar anggota NATO mengerahkan senjata nuklir melawan Rusia adalah pengingat mengapa Moskow melancarkan aksi militer terhadap negaranya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan hal itu pada Rabu (5/10/2022).

“Kemarin, Zelensky meminta tuannya Barat untuk melakukan serangan nuklir pendahuluan ke Rusia,” papar diplomat top Moskow.

Menurut dia, dengan melakukan itu, pemimpin Ukraina menunjukkan kepada seluruh dunia bukti terbaru dari ancaman yang datang dari rezim Kiev.



Lavrov mengatakan operasi militer khusus Rusia telah diluncurkan untuk menetralisir ancaman tersebut.

Dia menolak upaya "menggelikan" untuk meremehkan kata-kata Zelensky yang dibuat sekretaris pers Ukraina Sergey Nikoforov.

“Kita semua ingat bagaimana (Zelensky) menyatakan pada Januari niat Ukraina untuk memperoleh senjata nuklir. Rupanya, ide ini sudah lama melekat di benaknya,” ujar menteri Rusia itu.

Pada Kamis, Zelensky mengatakan kepada Australian Lowy Institute bahwa NATO harus melakukan serangan pendahuluan terhadap Rusia sehingga "tahu apa yang diharapkan" jika menggunakan persenjataan nuklirnya.

Dia mengklaim tindakan seperti itu akan “menghilangkan kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir.”

Sebelum, Presiden Ukraina mendesak negara-negara lain untuk terlebih dahulu menghukum Rusia sebelum melancarkan aksi militernya terhadap negaranya.

“Saya sekali lagi mengimbau masyarakat internasional, seperti sebelum 24 Februari: Serangan pendahuluan sehingga (Rusia) tahu apa yang akan terjadi pada mereka jika mereka menggunakannya, dan bukan sebaliknya,” ujar dia.

Juru bicara pemerintah Ukraina kemudian mengklaim orang-orang yang menafsirkan kata-kata Zelensky sebagai seruan untuk serangan nuklir pendahuluan adalah salah.

Menurut dia, Ukraina tidak akan pernah menggunakan retorika seperti itu.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)