4 Negara ini Justru Krisis Energi karena Ikut Blokir Gas Rusia, Senjata Makan Tuan?

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 17:40 WIB
loading...
A A A
Terbaru, dampak krisis energi telah terjadi pada sektor rumah tangga domestik, sementara industri Jerman juga berpotensi segera menyusul. Bahkan, dalam sebuah survei terhadap perusahaan lokal, sebagian sudah ada yang mengurangi produksi atau bahkan menghentikan operasinya sementara waktu.



2. Prancis
Presiden Emmanuel Macron sebelumnya telah memperingatkan Prancis untuk bersiap menghadapi masa-masa sulit. Untungnya, tak seperti Jerman, impor gas Rusia yang dilakukan negara ini hanya sekitar 17 persen dari keseluruhan.

Dikutip dari laman rFi, biasanya mereka menggunakan gas untuk memanaskan rumah atau bangunan, penggunaan di sektor energi, hingga penghasil listrik. Dalam salah satu upayanya, Prancis tengah mempersiapkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditarget bisa beroperasi akhir tahun.

Akan tetapi, Prancis EDF selaku penyedia listrik milik negara menyebut langkah tersebut meyakinkan tetapi tidak realistis. Adapun alasannya karena pemerintah memberi jadwal yang terlalu ambisius terkait penyelesaian proyek tersebut.

Selain berharap terhadap proyek tersebut, Prancis juga melakukan hal yang sama dengan negara Eropa lainnya. Mereka akan mengandalkan pengurangan konsumsi energi.

PM Prancis Elisabeth Borne telah meminta perusahaan untuk mengurangi penggunaan energinya sebesar 10 persen serta membuat rencana efisiensi energi. Sektor rumah tangga pun turut diminta untuk berusaha melakukannya.

3. Austria
Negara berikutnya yang krisis energi setelah memblokir gas Rusia adalah Austria. Dikutip dari laman English News, harga energi di Eropa telah mengalami lonjakan yang cukup besar.

Sebagai akibatnya, hal ini berimbas terhadap inflasi yang mencapai 9,3 persen per Agustus 2022 di Austria. Adapun salah satu pendorong kuat inflasi ini adalah harga bahan bakar.

Sebelumnya, banyak perusahaan di Austria yang mengalami kesulitan akibat krisis energi. Sebagai solusinya, pemerintah meluncurkan paket bantuan senilai USD1,25 miliar untuk deretan perusahaan yang terdampak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)