4 Negara ini Justru Krisis Energi karena Ikut Blokir Gas Rusia, Senjata Makan Tuan?

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 17:40 WIB
loading...
4 Negara ini Justru Krisis Energi karena Ikut Blokir Gas Rusia, Senjata Makan Tuan?
Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Sejumlah negara yang memblokir gas Rusia justru mengalami krisis energi. Seperti yang diketahui, Eropa tengah menghadapi krisis energi yang akan diperparah dengan masuknya musim dingin .

Dikutip dari laman Al Jazeera, harga gas telah mencapai lonjakan tertinggi di Eropa. Selain itu, keadaan semakin runyam ketika persediaan yang menipis dan menimbulkan banyak kekhawatiran.



Penyebabnya bukan lain adalah perang Rusia dan Ukraina. Sebelumnya, Uni Eropa mencoba menghukum Kremlin dengan memblokir ekspor gasnya. Akan tetapi, Vladimir Putin membalasnya dengan memangkas pasokan gas alam yang telah digunakan benua tersebut selama bertahun-tahun.

Berikut empat negara yang mengalami krisis energi setelah memblokir gas Rusia.

1. Jerman
Jerman awalnya diketahui sebagai salah satu pengguna terbesar gas Rusia. Akan tetapi, pasca invasi yang dilakukan Kremlin terhadap Ukraina, negara ini turut memberikan sanksi termasuk menghentikan proyek Nord Stream 2.

Dikutip dari laman Dw, Jerman menjadi salah negara yang paling terpukul masalah ekonomi global dalam beberapa tahun belakangan. Setelah pandemi, kini muncul krisis energi yang dikhawatirkan bisa melemahkan eksportir negara tersebut.

Data perdagangan Jerman per bulan Mei menunjukan defisit perdagangan yang pertama kali bagi negara ini selama lebih dari 30 tahun, artinya mereka telah lebih banyak mengimpor daripada melakukan ekspor.

Seorang Profesor Ilmu Politik Goethe University Frankfurt bernama Andreas Nolke menyebut bahwa salah satu ancaman paling mendesak yang dialami Jerman adalah krisis seputar energi Rusia, khususnya gas.

Ketika Uni Eropa mengurangi impor terhadap gas Rusia dan Kremlin membalasnya dengan memangkas pasokan, banyak industri pengekspor Jerman yang bertanya-tanya tentang bagaimana caranya bisa bertahan tanpa energi yang relatif murah seperti sedia kala.

Terbaru, dampak krisis energi telah terjadi pada sektor rumah tangga domestik, sementara industri Jerman juga berpotensi segera menyusul. Bahkan, dalam sebuah survei terhadap perusahaan lokal, sebagian sudah ada yang mengurangi produksi atau bahkan menghentikan operasinya sementara waktu.



2. Prancis
Presiden Emmanuel Macron sebelumnya telah memperingatkan Prancis untuk bersiap menghadapi masa-masa sulit. Untungnya, tak seperti Jerman, impor gas Rusia yang dilakukan negara ini hanya sekitar 17 persen dari keseluruhan.

Dikutip dari laman rFi, biasanya mereka menggunakan gas untuk memanaskan rumah atau bangunan, penggunaan di sektor energi, hingga penghasil listrik. Dalam salah satu upayanya, Prancis tengah mempersiapkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditarget bisa beroperasi akhir tahun.

Akan tetapi, Prancis EDF selaku penyedia listrik milik negara menyebut langkah tersebut meyakinkan tetapi tidak realistis. Adapun alasannya karena pemerintah memberi jadwal yang terlalu ambisius terkait penyelesaian proyek tersebut.

Selain berharap terhadap proyek tersebut, Prancis juga melakukan hal yang sama dengan negara Eropa lainnya. Mereka akan mengandalkan pengurangan konsumsi energi.

PM Prancis Elisabeth Borne telah meminta perusahaan untuk mengurangi penggunaan energinya sebesar 10 persen serta membuat rencana efisiensi energi. Sektor rumah tangga pun turut diminta untuk berusaha melakukannya.

3. Austria
Negara berikutnya yang krisis energi setelah memblokir gas Rusia adalah Austria. Dikutip dari laman English News, harga energi di Eropa telah mengalami lonjakan yang cukup besar.

Sebagai akibatnya, hal ini berimbas terhadap inflasi yang mencapai 9,3 persen per Agustus 2022 di Austria. Adapun salah satu pendorong kuat inflasi ini adalah harga bahan bakar.

Sebelumnya, banyak perusahaan di Austria yang mengalami kesulitan akibat krisis energi. Sebagai solusinya, pemerintah meluncurkan paket bantuan senilai USD1,25 miliar untuk deretan perusahaan yang terdampak.

Nantinya, bantuan tersebut diharapkan bisa menutupi sekitar 30 persen dari biaya bahan bakar, gas, serta listrik tambahan yang digunakan. Akan tetapi, pemerintah Austria juga menerapkan syarat kepada perusahaan yang ingin bantuan ini.

Untuk menghindari pemborosan, mereka harus menghindari aktivitas seperti penggunaan pemanas di luar ruangan, serta menyalakan lampu toko setelah jam 10 malam.



4. Hungaria
Pemerintah Hungaria sejak bulan Juli telah mengumumkan ‘darurat energi’ sebagai tanggapan atas kenaikan harga serta pemangkasan pasokan gas Rusia. Akibatnya, cukup banyak industri serta rumah tangga yang tagihan listriknya melonjak sampai 1.000 persen dari satu bulan ke bulan berikutnya.

Dikutip dari laman Fortune, dalam upaya meminimalisir penggunaan energi, Pemerintah Hungaria telah memerintahkan pengurangan 25 persen terhadap listrik dan gas alam di gedung publik, termasuk lembaga budaya.

Bahkan, sebuah gedung teater di ibukota Budapest yang berusia 111 tahun harus tutup, karena manajemen tidak sanggup lagi membayar tagihan energi yang didapatnya.

Demikian ulasan mengenai negara-negara yang justru mengalami krisis energi setelah blokir gas Rusia.

Referensi:
-https://www.dw.com/en/is-the-energy-crisis-the-final-nail-in-germanys-export-dependent-economic-model/a-62727083
-https://www.rfi.fr/en/france/20220915-why-france-is-struggling-to-power-through-the-energy-crisis
-https://english.news.cn/europe/20220929/308525c4538540d0a9afc1d893ff6d75/c.html
-https://fortune.com/2022/10/03/europe-energy-crisis-erkel-theater-hungary-closing-winter/
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)